Julia Francesca Nainggolan, - (2018) POTENSI ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT AKAR Rhizophora apiculata DAN Avicennia alba TERHADAP BAKTERI PENYEBAB PENYAKIT VIBRIOSIS PADA UDANG. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
S_BIO_1407073_Title.pdf Download (468kB) |
|
Text
S_BIO_1407073_Abstract.pdf Download (294kB) |
|
Text
S_BIO_1407073_Table_of_Content.pdf Download (426kB) |
|
Text
S_BIO_1407073_Chapter1.pdf Download (522kB) |
|
Text
S_BIO_1407073_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (942kB) |
|
Text
S_BIO_1407073_Chapter3.pdf Download (827kB) |
|
Text
S_BIO_1407073_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
|
Text
S_BIO_1407073_Chapter5.pdf Download (289kB) |
|
Text
S_BIO_1407073_Bibliography.pdf Download (616kB) |
|
Text
S_BIO_1407073_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (2MB) |
Abstract
Antibakteri merupakan senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Secara tradisional, mangrove R.apiculata dan A.alba dikenal masyarakat dapat mengobati berbagai penyakit infeksi. Salah satu penyakit infeksi mematikan yang menyerang komoditas udang adalah penyakit Vibriosis, sehingga perlu dilakukan pencarian agen antibakteri terbaru dalam mengatasi dan menanggulangi penyakit tersebut. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi antibakteri ekstrak kulit akar R.apiculata dan A.alba dalam mengatasi penyakit Vibriosis. Bakteri uji di isolasi dari air tambak udang Vaname dan diidentifikasi menggunakan uji biokimia. Berdasarkan hasil isolasi dan identifikasi ditemukan empat jenis Vibrio yaitu V.proteolyticus, V.parahaemolyticus, V.fluvialis, dan V.nereis. Serbuk kulit akar R.apiculata dan A.alba diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Metode uji antibakteri menggunakan metode difusi cakram kertas dengan berbagai konsentrasi ekstrak (2400ppm, 2700ppm, 3000ppm, 3300ppm, dan 3600ppm), kontrol negatif DMSO dan kontrol positif Oxytetracycline 500 ppm. Hasil analisis menggunakan Kruskal Wallis dan Mann Whitney menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara konsentrasi ekstrak, jenis mangrove dan jenis bakteri terhadap diameter daya hambat. Konsentrasi ekstrak dengan penghambatan besar pada R.apiculata adalah 3300ppm sedangkan pada A.alba adalah 3600ppm. Jenis bakteri yang lebih sensitif terhadap ekstrak A.alba adalah V.fluvialis sedangkan yang lebih resisten adalah V.parahaemolyticus. Pada ekstrak R.apiculata tidak ada bakteri yang lebih sensitif atau resisten. Jenis mangrove A.alba lebih berpotensi sebagai agen antibakteri dibandingkan dengan R.apiculata. Diameter penghambatan ekstrak A.alba terbesar mencapai 17.1±0.2mm pada konsentrasi 3600ppm sedangkan ekstrak R.apiculata mencapai 9.5±0.3mm pada konsentrasi 3300ppm. Dapat disimpulkan bahwa kedua ekstrak kulit akar mangrove memiliki potensi sebagai agen antibakteri terhadap bakteri Vibrio penyebab penyakit Vibriosis pada udang.;--Antibacterials are compounds that can inhibit bacterial growth. Traditionally, R.apiculata and A.alba mangroves are known to treat various infectious diseases. One of the dangerous infectious diseases is Vibriosis, so the latest antibacterial agents is needed to overcome the disease. The purpose of this study was to determine the antibacterial potential of the root bark extract of R.apiculata and A.alba in dealing with Vibriosis. The test bacteria were isolated from the water of Vaname shrimp ponds and identified using biochemical tests. Based on isolation and identification results there are four types of Vibrio, namely V.proteolyticus, V.parahaemolyticus, V.fluvialis, and V.nereis. The root bark powder of R.apiculata and A.alba was extracted by maceration method using 96% ethanol. Antibacterial test method uses disc diffusion method with various extract concentrations (2400ppm, 2700ppm, 3000ppm, 3300ppm, and 3600ppm), negative control DMSO and positive control Oxytetracycline 500 ppm. The results of the analysis using Kruskal Wallis and Mann Whitney showed a significant effect between the concentration of extract, type of mangrove and type of bacteria on the diameter of inhibitory power. The concentration of extract with largest inhibition in R.apiculata was 3300ppm while in A.alba was 3600ppm. The type of bacteria that is more sensitive to A.alba extract is V.fluvialis while the more resistant is V.parahaemolyticus. In R.apiculata extract, there are no more sensitive or resistant bacteria. A.alba mangrove species is more potential as an antibacterial agent compared to R.apiculata. The largest inhibition diameter of A.alba extract reached 17.1 ± 0.2mm at a concentration of 3600ppm while the R.apiculata extract reached 9.5 ± 0.3mm at a concentration of 3300ppm. It can be concluded that both mangrove root bark extracts have the potential as antibacterial agents against Vibrio bacteria that cause Vibriosis disease in shrimp.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | No. Panggil : S BIO JUL p-2018; Pembimbing : I. Yusuf Hilmi Adisendjaja, II. Suhara; NIM : 1407073. |
Uncontrolled Keywords: | Ekstrak Kulit Akar, R.apiculata, A.alba, Vibriosis, Root Bark Extract. |
Subjects: | Q Science > QH Natural history > QH301 Biology |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Jurusan Pendidikan Biologi > Program Studi Pendidikan Biologi |
Depositing User: | Cintami Purnama Rimba |
Date Deposited: | 02 Sep 2019 07:09 |
Last Modified: | 02 Sep 2019 07:09 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/39239 |
Actions (login required)
View Item |