UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BIJI JULANG-JALING (Archidendron microcarpum L.) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT

Mega Maurizka Fitri, - (2019) UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BIJI JULANG-JALING (Archidendron microcarpum L.) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
S_BIO_1506797_Title.pdf

Download (562kB)
[img] Text
S_BIO_1506797_Chapter 1.pdf

Download (316kB)
[img] Text
S_BIO_1506797_Chapter 2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (483kB)
[img] Text
S_BIO_1506797_Chapter 3.pdf

Download (487kB)
[img] Text
S_BIO_1506797_Chapter 4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (540kB)
[img] Text
S_BIO_1506797_Chapter 5.pdf

Download (186kB)
[img] Text
S_BIO_1506797_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (480kB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

ABSTRAK Jerawat adalah salah satu masalah kulit umum yang menyebabkan adanya bintik merah serta benjolan pada kulit terutama bagian wajah. Tanaman Julang-Jaling (Archidendron microcarpum L.) memiliki potensi antibakteri yang dapat menyembukan jerawat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak biji Julang-Jaling, dan juga mengevaluasi hasil Time-Kill pada konsentrasi dan waktu yang berbeda. Bakteri uji yang digunakan adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes. Sampel biji diekstrak menggunakan etanol sebagai pelarutnya, kemudian diuji menggunakan antimicrobial assay (Disc Diffusion Assay, Minimum Inhibitory Concentration, Minimum Bactericidal Concentration) dan dilakukan pengujian Time-Kill, uji selanjutnya yang dilakukan adalah uji reduksi asam jengkolat dengan perendaman Ca(OH)2, DDA reduksi asam jengkolat serta uji organoleptik yang dilakukan pada 30 responden. Didapatkan hasil bahwa S. aureus memiliki zona hambat terbesar (9,6 ± 0.60 mm) dibandingkan dengan bakteri S. epidermidis dan P. acnes. MIC untuk semua bakteri terdapat pada 12.5 mg/mL, sedangkan MBC pada S.aureus dan P.acnes adalah 25 mg/mL, MBC S. epidermidis menunjukkan angka yang sama dengan nilai MIC nya. Hasil Time-Kill (Konsentrasi 0xMIC, 1xMIC, 2xMIC, 4xMIC dengan waktu 0 jam, 0,5 jam, 1 jam, 2 jam dan 4 jam) menunjukkan bahwa ketiga bakteri mengalami penurununan kecuali pada S. epidermidis. Hasil dari uji DDA reduksi menunjukkan ekstrak masih memiliki kemampuan aktivitas antibakteri terhadap seluruh bakteri uji. Selanjutnya, 53,3% responden pada uji organoleptik memilih ‘Tidak suka’ pada ekstrak kontrol (tanpa perendaman) dan 33,3% memilih ‘Suka’ pada ekstrak dengan perendaman terlama (72 Jam). Ekstrak biji Julang-Jaling memiliki potensi sebagai antibakteri terhadap bakteri penyebab jerawat (Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes). Kata Kunci: Aktivitas antibakteri, jerawat, uji antimikroba, Julang-Jaling (Archidendron microcarpum L.), S. aureus, S. epidermidis, P. acnes. ABSTRACT Acne is a common diseases for skin problems that causes spots and pimples. Julang-Jaling (Archidendron microcarpum L.) potentially have antibacterial activity that can cure acne. Therefore, the research about it are still lacking. The aims of this study are to extract Julang-Jaling seeds using ethanol as a solvent, to determine the antibacterial activity of ethanolic extract of Julang-Jaling.) seeds, and to evaluate the time-kill at different concentration and exposure time. The bacteria that used in this study are Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, and Propionibacterium acnes. The sample was extracted using ethanol. Furthermore, the antimicrobial assay (Disc Diffusion Assay, Minimum Inhibitory Concentration, Minimum Bacterial Concentration and Time-kill curve) , Djengkolic reduction with Ca(OH)2 , DDA reduction, and organoleptic test were carried out in this study. The results show the bacteria that have the largest inhibitory zone is S. aureus (9.6 ± 0.60 mm) and the smallest one is P. acnes. Moreover, for the MIC and MBC the result show that the MIC for all the bacteria are same (12.5 mg/mL). The MBC for both S. aureus and P.acne are 25 mg/m, MBC S.epidermidis was same with MIC. Eventually, the extract has gradually decreased in the growth of the bacteria. S. aureus reaches a value of 0 at 4 hours for 1xMIC and 2xMIC while at 2 hours for 4xMIC. Even though S. epidermidis and P.acnes didn’t reaches the value of 0 for all the concentration, but still shows a decrease in the growth of the bacteria. For S. epidermidis the bacteria have the lowest growth at 2 hours. The results of DDA from reduction extracted shows that the extract still have antibacterial activity, the last step was organoleptic test that shows control (without immersion) had the highest score for dislikes (53,3%) and the 72 hours immersion has the highest likes from respondent (33,3%). In conclusion, extract of Julang-Juling (Archidendron microcarpum L.) seeds has the ability to be antibacterial against acne causing bacteria. Keywords : Antibacterial activity, acne, antimicrobial assay, Julang-Juling (Archidendron microcarpum L.), S. aureus, S. epidermidis, P. acnes.

Item Type: Thesis (S1)
Additional Information: No. Panggil : S BIO MEG u-2019 ; Pembimbing : I. Didik Priyandoko, II. Topik Hidayat ; NIM : 1506797
Uncontrolled Keywords: Aktivitas antibakteri, jerawat, uji antimikroba, Julang-Jaling (Archidendron microcarpumL.), S. aureus, S. epidermidis, P. acnes.
Subjects: L Education > L Education (General)
Q Science > QH Natural history > QH301 Biology
Divisions: Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Jurusan Pendidikan Biologi > Program Studi Biologi (non kependidikan)
Depositing User: Mega Maurizka Fitri
Date Deposited: 24 Jul 2019 07:05
Last Modified: 24 Jul 2019 07:05
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/36333

Actions (login required)

View Item View Item