Mareta, Nanda Noor (2013) PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KESENIAN PERKUSI BAGI SISWA TUNADAKSA DI SLB-D YPAC BANDUNG TAHUN 2013. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
|
Text
S_PLB_0901235_Title.pdf Download (145kB) | Preview |
|
|
Text
S_PLB_0901235_Abstract.pdf Download (145kB) | Preview |
|
|
Text
S_PLB_0901235_Table of Content.pdf Download (144kB) | Preview |
|
|
Text
S_PLB_0901235_Chapter1.pdf Download (234kB) | Preview |
|
Text
S_PLB_0901235_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (265kB) |
||
|
Text
S_PLB_0901235_Chapter3.pdf Download (312kB) | Preview |
|
Text
S_PLB_0901235_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (368kB) |
||
|
Text
S_PLB_0901235_Chapter5.pdf Download (152kB) | Preview |
|
|
Text
S_PLB_0901235_Bibliography.pdf Download (151kB) | Preview |
|
Text
S_PLB_0901235_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (206kB) |
Abstract
Siswa tunadaksa mengalami hambatan dalam hal motorik, rasa percaya diri mereka pun terkadang terhambat karena kekurangan yang mereka miliki sehingga berimbas pula pada sosialisasi mereka dengan lingkungan sekitarnya. Hambatan yang mereka miliki justru menjadi tantangan besar dalam pelaksanaan latihan kesenian perkusi pada siswa tunadaksa. Berdasarkan keingintahuan dari peneliti maka muncul permasalahan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kesenian perkusi bagi siswa tunadaksa di SLB-D YPAC Bandung tahun 2013. Kesenian perkusi bagi siswa tunadaksa ini dilaksanakan 3 kali dalam seminggu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, peneliti menggunakan teknik wawancara, observasi dan angket dalam mengumpulkan data yang diinginkan Pada pelaksanaannya kegiatan ekstrakurikuler ini tidak berpedoman pada perangkat mengajar seperti silabus dan RPP hanya berdasarkan kemampuan ilmu dan kreativitas guru pengajar. Pada pelaksanaan awal kegiatan dilakukan pemanasan untuk latihan penguatan otot sebelum latihan inti dilakukan. Guru pengajar menyatakan bahwa ekstrakurikuler pekusi bagi siswa tunadaksa ini tidak menuntut siswa untuk bisa dan hebat dalam memainkan perkusi melainkan lebih kepada latihan motorik bagi para siswa. Pada pengajarannya guru pengajar menggunakan metode yang diciptakan sendiri yaitu dengan menggunakan isyarat tangan, dalam satu bulan guru pengajar hanya mengajarkan satu pola saja yang terus diulang setiap pertemuan. Bagi guru pengajar tidak ada hambatan yang berarti pada pelaksanaan ekstrakurikuler perkusi pada siswa tunadaksa hanya saja guru merasa kesulitan jika konsentrasi siswa mulai terganggu.. Hasil penelitian menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini terlaksana baik hanya saja dirasa kurang jelas dalam tujuan kedepan dari kegiatan ini, karena pihak guru mengatakan bahwa tujuan lain dari ekstrakurikuler ini adalah latihan motorik untuk siswa namun tidak ada penjelasan lebih mengenai hal tersebut dari pihak sekolah ataupun guru pengajar, dan juga pihak sekolah kurang memfasilitasi dalam hal pengapresiaisian seni untuk seluruh siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat direkomendasikan kepada pihak sekolah untuk memfasilitasi siswa dengan mengadakan acara-acara kesenian dan lebih bekerja sama dengan guru pengajar untuk mengevaluasi kemajuan siswa dalam bermain perkusi, begitu pula untuk guru agar menambah kualitas latihan perkusi untuk melatih gerak para siswa tunadaksa.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | Universitas Pendidikan Indonesia > Fakultas Ilmu Pendidikan > Pendidikan Luar Biasa |
Divisions: | Fakultas Ilmu Pendidikan > Pendidikan Luar Biasa |
Depositing User: | DAM STAF Editor |
Date Deposited: | 27 Nov 2013 01:56 |
Last Modified: | 27 Nov 2013 01:56 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/3458 |
Actions (login required)
View Item |