KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DEAFBLIND DENGAN GURU DAN TEMAN SEBAYA : studi kasus di SLB dwituna rawinala jakarta.

Novitiara, _ (2017) KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DEAFBLIND DENGAN GURU DAN TEMAN SEBAYA : studi kasus di SLB dwituna rawinala jakarta. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
S_PKH_1304146_Title.pdf

Download (101kB)
[img] Text
S_PKH_1304146_Abstract.pdf

Download (253kB)
[img] Text
S_PKH_1304146_Table_Of_Content.pdf

Download (209kB)
[img] Text
S_PKH_1304146_Chapter1.pdf

Download (213kB)
[img] Text
S_PKH_1304146_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (486kB)
[img] Text
S_PKH_1304146_Chapter3.pdf

Download (247kB)
[img] Text
S_PKH_1304146_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (330kB)
[img] Text
S_PKH_1304146_Chapter5.pdf

Download (136kB)
[img] Text
S_PKH_1304146_Bibliography.pdf

Download (152kB)
[img] Text
S_PKH_1304146_Appendix1.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (220kB)
[img] Text
S_PKH_1304146_Appendix2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang komunikasi peserta didik deafblind denagn guru dan teman sebaya pada saat proses pembelajaran yang ada di SLB Dwituna Rawinala. Penelitian ini dilaksanakan pada satu kelas yaitu pada kelas pianika (dasar 4 – 6). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, dimana proses pengambilan data dilakukan di sekolah selama proses pembelajaran berlangsung. Informan penelitian pada penelitian ini terdiri atas lima orang peserta didik deafblind dan dua orang guru kelas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Teknik pengujian keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber. Analisa data yang dilakukan menggunaka tiga tahapan, yaitu reduksi datam display data serta penarikan kesimpulan dan verifikasi.Hasil temuan menunjukan bahwa komunikasi peserta didik deafblind dengan guru dan teman sebaya secara ekspresif maupun reseptif pada saat proses pembelajaran sudah nampak, namun setiap peserta didik memiliki keterampilan komunikasi yang berbeda-beda. Peserta didik deafblind dalam subjek penelitian ini menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi. Akan tetapi tidak semua peserta didik deafnlind mampu berisyarat secara mandiri, ada dua dari lima subjek yang menggunakan metode isyarat tangan dibawah tangan sebagai komunikasi mereka. Berdasarkan hasil observasi di lapangan komunikasi reseptif peserta didik deafblind lebih nampak dibandingkan dengan ekspresifnya. Ketika peserta didik deafblind tidak mampu mengisyaratkan apa yang ingin mereka ungkapkan, maka mereka mengekspresikannya dengan sentuhan, gerak-gerik, dan mimik wajah. Faktor yang mempengaruhi komunikasi peserta didik deafblind dengan guru dan teman sebaya secara internal berdasarkan kepada kegiatan yang mereka senangi, kesehatan, dan suasana hati. Adapun secara eksternal faktor yang mempengaruhi komunikasi peserta didik deafblind dengan guru dan teman sebayanya bergantung pada stimulus yang diberikan oleh guru dan keatifan guru dalam menciptakan suatu proses pembvelajaran yang komunikatif.;--- This study is aimed to depict the communication of deafblind students with teachers and peers during the learning process in SLB Dwituna Rawinala. This study was conducted in pianika class (base 4-6), which involved five deafblind students and two teachers. A qualitative approach with descriptive method was employed in this study. The data were obtained through observation and interview during the learning process. Data triangulation was done to validate the obtained data. The data analysis was performed using three stages; reducing the data display, concluding and verifying. The findings showed that during the learning process, the deafblind students communicated expressively and receptively with the teachers and peers. Every student has a different communication skill level. The deafblind students in this study used sign language to communicate. However, not all the deafblind students could use the sign language on their own, two out of five students used hand-under-hand sign to communicate. Based on the observation, the deafblind students’ receptive communication is more visible compared to the expressive communication. When the deafblind students are unable to signal what they want to express, they express it with touch, gestures, and facial expression. The internal factors that affect the deafblind students' communication with the teachers and peers are the activities they enjoyed, their health, and their mood. As for the external factor, it depends on the stimulus provided by the teachers and the teacher's contribution in creating a communicative learning process.

Item Type: Thesis (S1)
Additional Information: No. Panggil: S PKH NOV k-2017; Pembimbing: I. Juang Sunanto, II. Sima Mulyadi; NIM: 1304146.
Uncontrolled Keywords: peserta didik deafblind, komunikasi, deafblind student, communication.
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
L Education > L Education (General)
L Education > LC Special aspects of education
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan > Pendidikan Luar Biasa
Depositing User: DAM staf
Date Deposited: 30 Nov 2018 02:44
Last Modified: 30 Nov 2018 02:44
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/32252

Actions (login required)

View Item View Item