PENGARUH MODEL EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMA

Aprialita, Wita (2013) PENGARUH MODEL EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMA. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img]
Preview
Text
S_MTK_0900320_Title.pdf

Download (238kB) | Preview
[img]
Preview
Text
S_MTK_0900320_Abstract.pdf

Download (159kB) | Preview
[img]
Preview
Text
S_MTK_0900320_Table_of_Content.pdf

Download (201kB) | Preview
[img]
Preview
Text
S_MTK_0900320_Chapter1.pdf

Download (204kB) | Preview
[img] Text
S_MTK_0900320_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (223kB)
[img]
Preview
Text
S_MTK_0900320_Chapter3.pdf

Download (391kB) | Preview
[img] Text
S_MTK_0900320_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (611kB)
[img]
Preview
Text
S_MTK_0900320_Chapter5.pdf

Download (102kB) | Preview
[img]
Preview
Text
S_MTK_0900320_Bibliography.pdf

Download (182kB) | Preview
[img] Text
S_MTK_0900320_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (347kB)

Abstract

Penelitian yang berjudul PENGARUH MODEL EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMA dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kemampuan pemahaman matematis siswa masih rendah. Salah satu model pembelajaran yang berpotensi meningkatkan kemampuan tersebut adalah model experiential learning. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematis antara siswa SMA yang memperoleh pembelajaran experiential learning dengan yang memperoleh pembelajaran konvensional. Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan Desain Kelompok Kontrol Non-Ekivalen (The Non-Equivalent Control Group Design). Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Cimahi pada tahun ajaran 2013-2014 dengan sampel penelitian adalah dua kelas yang ditentukan oleh pihak sekolah, dimana satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satunya lagi sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tes pemahaman matematis yang diberikan pada saat permulaan pembelajaran yang disebut dengan pretes dan pada saat akhir pembelajaran yang disebut dengan postes dimana model experiential learning telah diterapkan pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional telah diterapkan pada kelas kontrol. Teknik pengumpulan data lainnya yaitu jurnal harian siswa diberikan pada setiap akhir pertemuan, lembar observasi diisi oleh guru mata pelajaran matematika sebagai observer ketika proses pembelajaran sedang berlangsung, dan data mengenai proses pembelajaran pada kelas eksperimen akan diambil melalui rekaman audio visual. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kemampuan pemahaman matematis siswa SMA yang memperoleh pembelajaran experiential learning tidak lebih tinggi daripada yang memperoleh pembelajaran konvensional. Hal ini diduga karena kurangnya pengalaman dalam menampilkan perilaku kognitif guru yang luwes sebagai karakteristik kepribadian guru yang dapat memotivasi siswa dalam belajar, kurang menghayati setiap tahapan dalam model experiential learning sehingga belum dapat mengimplementasikan model pembelajaran tersebut dengan baik, dan terdapat faktor luar yang tidak terkontrol selama penelitian berlangsung. Kata kunci: model experiential learning, kemampuan pemahaman matematis. A research entitled PENGARUH MODEL EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMA is motivated by the fact that student's mathematical understanding ability is still low. A model that has the potential to improve this mathematical understanding ability is experiential learning model. The purpose of this research is to find out the ability of mathematical understanding between high school students who acquire experiential learning and conventional learning. The type of this research is quasi experimental research using The Non-Equivalent Control Group Design. The population is all students of class X SMA Negeri 2 Cimahi in 2013-2014, and the sample is two classes selected by school, where one class as an experimental class and another one as a control class. Data collection techniques consist of mathematical comprehension test given at the beginning of the learning called by pre-test and at the end of the learning called by post-test when experiential learning model has been applied to the experimental class and the conventional learning model has been applied to the control class. Other data collection techniques are a daily journal given to students at the end of each learning session, observation sheets filled out by the mathematics teachers as an observer when the learning process is ongoing, and data on the learning process in the experimental class will be taken through the audio-visual recording. The conclusion of this study is the high school student's mathematical understanding ability who acquired experiential learning was not higher than that student who acquired conventional learning. Allegations that led to these conclusions were the lack of teacher’s experience in showing a flexible cognitive behavior as personality characteristics of teachers who can motivate students to learn, the lack in comprehending fully each stage in the model of experiential learning that has not been able to implement the learning model well, and there was external variable that is not controlled during the research. Keywords: experiential learning model, mathematical understanding ability.

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Universitas Pendidikan Indonesia > Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Jurusan Pendidikan Matematika > Program Studi Pendidikan Matematika
Divisions: Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Jurusan Pendidikan Matematika > Program Studi Pendidikan Matematika
Depositing User: Riki N Library ICT
Date Deposited: 07 Nov 2013 04:38
Last Modified: 07 Nov 2013 04:38
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/2930

Actions (login required)

View Item View Item