PEMAKNAAN GELAR ADAT SUTTAN MASYARAKAT LAMPUNG ADAT PEPADUN

Putri, Arifa Mega (2016) PEMAKNAAN GELAR ADAT SUTTAN MASYARAKAT LAMPUNG ADAT PEPADUN. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img]
Preview
Text
T_LIN_1303106_Title.pdf

Download (180kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_LIN_1303106_Abstract.pdf

Download (247kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_LIN_1303106_Table_of_content.pdf

Download (143kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_LIN_1303106_Chapter1.pdf

Download (161kB) | Preview
[img] Text
T_LIN_1303106_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (487kB)
[img]
Preview
Text
T_LIN_1303106_Chapter3.pdf

Download (169kB) | Preview
[img] Text
T_LIN_1303106_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (566kB)
[img]
Preview
Text
T_LIN_1303106_Chapter5.pdf

Download (139kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_LIN_1303106_Bibliography.pdf

Download (305kB) | Preview
[img] Text
T_LIN_1303106_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (4MB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Adat, khususnya pemberian gelar adat, merupakan bagian dari budaya yang harus dilestarikan. Gelar adat pada masyarakat adat Pepadun, yang mendiami daerah pedalaman atau daerah dataran tinggi di Lampung salah satunya adalah Suttan. Gelar Suttan menjadi gelar adat tertinggi dan terusan penamaannya dapat digunakan pada gelar-gelar lainnya. Dengan mengetahui pemaknaan gelar Suttan dan klasifikasi berdasarkan jenis kelamin (gender), seseorang dapat mengetahui keistimewaan dan kesesuaian penggunaan gelar Suttan dan gelar-gelar lainnya. Itulah sebabnya peneliti tertarik dalam penelitian ini dan berharap penelitian ini dapat memberi sumbangsih bagi studi pengembangan ilmu bahasa dan kebudayaan. Data penelitian ini berupa 156 gelar Suttan yang dianalisis secara kualitatif deskriptif. Hal yang pertama kali dilakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data dan menganalisis menggunakan makna leksikal semantik dan tiga tingkat pemaknaan Barthes. Dari hasil analisis data, peneliti menemukan klasifikasi gelar Suttan berdasarkan gender terbagi menjadi tiga, yaitu gelar Suttan yang mengacu pada laki-laki sebanyak 106 gelar dengan persentase 67,95%, gelar Suttan yang mengacu pada perempuan sebanyak 10 gelar dengan persentase 6, 41%, dan gelar Suttan yang mengacu pada laki-laki dan perempuan sebanyak 40 gelar dengan persentase 25,64%. Berdasarkan mitosnya, gelar-gelar tersebut mengandung makna kebesaran, doa dan harapan, serta identitas pemiliknya. Makna kebesaran pada laki-laki diperoleh karena kedudukannya yang tinggi di dalam adat, sedangkan makna kebesaran pada perempuan diperoleh dari kedudukan suami yang tinggi di dalam adat. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh kesimpulan bahwa kedudukan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terjadi ketidaksetaraan gender di dalam masyarakat Lampung adat Pepadun. ---------- The bestowal of title in local tradition in Lampung has been a part of culture that must be preserved. The customary titles in Pepadun circles who inhabit the inland and upland areas of Lampung province preserve many customary titles; one of which is Suttan. Suttan has become the title that holds the highest status among other titles in Pepadun. Through examining the meaning and the classification of Suttan based on gender, it is easier to identify the use and meaning of the other titles in Pepadun. However, not all Pepadun seems to acknowledge the use and the value or meaning behind Suttan. Therefore, the present study tried to explore the meaning of customary title, particulalrlySuttan in Pepadun so that it may contribute to the study of linguistics and cultural development. The data of this study includes 156 titles of Suttan analyzed qualitatively and reported descriptively. The data was analyzed by using semantic and lexical meaning and Barthes’ three levels of meaning. The result of this study shows there are 106 or 67,95% Suttanattributed for male; 10 or 6,41% of Suttan are attributed for female; 40 or 25,64% of Suttan titles are attributed for both. Those titles mostly represent the dignity, religiousity, and identity of the holder. For males, the pride and dignity are viewed based upon how high they can achieve high status in Pepadun circle.Meanwhile, female’s dignity and pride can be viewed or depend on their husband’s status in the society. These meaningsmay suggest that male has higher status than female in Pepadun circle. This condition makes males play greater role and responsibility than females. Thus, it appears that there is inequality of gender role and responsibility in Pepadun circles.

Item Type: Thesis (S2)
Additional Information: No. Panggil: T LIN PUT: p-2016 ; Pembimbing: Didi Sukyadi
Uncontrolled Keywords: gelar adat, gender, makna leksikal, mitos, dan Suttan.
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BH Aesthetics
G Geography. Anthropology. Recreation > GT Manners and customs
P Language and Literature > P Philology. Linguistics
Divisions: Sekolah Pasca Sarjana > Linguistik S-2
Depositing User: Mr. Tri Agung
Date Deposited: 19 Aug 2016 01:51
Last Modified: 19 Aug 2016 01:51
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/21652

Actions (login required)

View Item View Item