Djumat, Irwan (2013) PERGESERAN NILAI-NILAI MULTIKULTURAL PADA HUBUNGAN SOSIAL ANTAR ETNIK TIGA KOMUNITAS DI KOTA TERNATE PASCA KONFLIK. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (PIPS) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. eprint_fieldopt_thesis_type_phd thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
|
Text
D_IPS_0808053_Title.pdf Download (577kB) | Preview |
|
|
Text
D_IPS_0808053_Abstract.pdf Download (308kB) | Preview |
|
|
Text
D_IPS_0808053_Table_of_Content.pdf Download (232kB) | Preview |
|
|
Text
D_IPS_0808053_Chapter1.pdf Download (420kB) | Preview |
|
Text
D_IPS_0808053_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (955kB) |
||
|
Text
D_IPS_0808053_Chapter3.pdf Download (372kB) | Preview |
|
Text
D_IPS_0808053_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
||
|
Text
D_IPS_0808053_Chapter5.pdf Download (322kB) | Preview |
|
|
Text
D_IPS_0808053_Bibliography.pdf Download (487kB) | Preview |
|
Text
D_IPS_0808053_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
Abstract
Secara umum penelitian ini bertujuan mengkaji, menganalisis dan memetakan informasi tentang terjadinya pergeseran nilai-nilai multikultural pada hubungan sosial antar etnik pasca konflik. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya merumuskan suatu kerangka konseptual masyarakat lokal dalam bingkai multikultural untuk kepentingan pelaksanaan proses pendidikan IPS secara umum dan pendidikan IPS-Sosiologi pada khususnya di Kota Ternate. Pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Wawancara dilakukan terhadap sejumlah informan pokok dan informen pangkal yang dipilih secara purposive (bertujuan) dengan alasan dapat memperoleh kedalaman informasi dari masalah yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa: pertama, pasca konflik pergeseran nilai-nilai multikultural sangat nampak, yang kemudian merenggangkan hubungan sosial antar etnik dalam kehidupan komunitas di Kota Ternate, karena: (1) segregasi pemukiman berdasarkan etnik; (2) kolonisasi dan akulturasi budaya; (3) dalam kehidupan komunitas terdapat fanatisme ruang berdasarkan wilayah kultur masing-masing etnik (segregasi wilayah kultur), sehingga masyarakat menjadi terkotak-kotak dan mengedepankan sikap primordialisme, individualisme dan materialisme. Kehidupan komunitas di Kota Ternate harus dikembalikan pada plat form sosiologis “marimoi ngone futuru” (marilah kita bersatu), bukan hanya untuk menyatukan masyarakat, tetapi menjadi ruh dalam bertutur, bersikap, dan berbuat sesuai nilai-nilai agama dan nilai-nilai dalam adat se-atorang. Kedua, penyebab pergeseran nilai-nilai multikultural pada hubungan sosial antar etnik di Kota Ternate, yaitu: (1) konflik putih versus kuning tahun 1999; (2) transisi kehidupan dari masyarakat desa ke masyarakat perkotaan; (3) pengalihan fungsi pendidikan dalam keluarga; (4) pemasaran konsep nilai-nilai baru dalam aspek budaya di era global; (6) kebijakan pemerintah dalam hal pembangunan yang mengabaikan partisipasi masyarakat; dan (7) melemahnya komunikasi kultural antar etnik dan antar agama. Ketiga, pengaruh pergeseran nilai-nilai multikultural pada hubungan sosial antar etnik di Kota Ternate, menunjukkan solidaritas sosial tidak terbina dengan baik, hubungan komunitas menjadi renggang akibat dikotomi mayoritas dan minoritas secara primordial dan munculnya stereotype Obet dan Acan setelah konflik tahun 1999. Keempat, bentuk solusi terbaik untuk mengatasi pergeseran nilai-nilai miltikultural dan hubungan sosial antar etnik adalah: (1) pendidikan IPS-Sosiologi berbasis multikultural pada hubungan sosial antar etnik harus diinternasilasi (dibelajarkan secara terus-menerus) dalam keluarga, di masyarakat, dan di sekolah; (2) nilai-nilai multikultural pada hubungan sosial antar etnik dalam pendidikan IPS-Sosiologi harus diimplementasikan di persekolahan dengan orientasi belajar pada pemahaman (understanding), pengalaman langsung dan dipraktekkan (applying) dalam kehidupan nyata sebagai wujud interaksi sosial yang penuh makna (meaningfull) dan berpusat pada peserta didik. In general, the aim of this study is to examine, analyze, and map the information about the occurrence of multicultural values shift on interethnic social relation after the conflict. This is intended as an effort to formulate local community conceptual framework in multicultural frame for the sake of implementation of Social Science education process in general and Social Science-Sociology education in particular in Ternate City. Data collection use documentation study, participatory observation, and interview. Interview is conducted toward the numbers of main informants and base informants which are selected in purpose in order to obtain the depth of information from the problems studied. The result of study show that: First, after the conflict, the shift of multicultural values is very visible, which is then loosen interethnic social relation in community life in Ternate City, because: (1) settlement segregation based on ethnic; (2) colonization and culture acculturation; (3) in community life there is space fanaticism based on culture region of each ethnics (segregation of culture region), so community become marginalized and put forward primordialism, individualism and materialism attitudes. Community life in Ternate City should be returned to sociological plat form “marimoi ngone futuru” (let’s united), not only to unite the people, but become spirit in speaking, behaved, and acting in accord with religious values and values in se-atorang custom. Second, the cause of multicultural values shift on interethnic social relation in Ternate City, namely: (1) white versus yellow conflict in 1999; (2) life transition from village community into urban community; (3) the transfer of education function in family; (4) the marketing of new values concept in cultural aspect in global era; (5) the local politic based on ethnic become strong; (6) government policy in case of development which ignore community participation; and (7) the weakness of interethnic and inter religion cultural communication. Third, the influence of multicultural values shift and interethnic social relation in Ternate City, show that social solidarity is not build well, community relation become loosen because of majority and minority dichotomy in primordial and the emergence of Obet and Acan stereotype after the conflict in 1999. Forth, the form of best solution to overcome multicultural values shift and interethnic relation are: (1) the importance of internalization of Social Science- Sociology education based on multicultural in family, in community, and in school; (2) multicultural values on interethnic social relation in Social Science- Sociology education must be implemented in school with learning orientation on understanding, direct experience and applied in real life as realization of social interaction which is meaningful and centered on students.
Item Type: | Thesis (eprint_fieldopt_thesis_type_phd) |
---|---|
Subjects: | Universitas Pendidikan Indonesia > Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan IPS S-3 |
Divisions: | Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan IPS S-3 |
Depositing User: | DAM STAF Editor |
Date Deposited: | 27 Sep 2013 06:47 |
Last Modified: | 27 Sep 2013 06:47 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/1880 |
Actions (login required)
View Item |