Praja, Wina Nurhayati (2015) PEMBINAAN KESADARAN WARGA NEGARA DALAM MELESTARIKAN LINGKUNGAN HIDUP (THE LIVING ENVIRONMENT) PADA MASYARAKAT ADAT KUTA. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
|
Text
T_PKN_1302237_Title.pdf Download (162kB) | Preview |
|
|
Text
T_PKN_1302237_Abstract.pdf Download (282kB) | Preview |
|
|
Text
T_PKN_1302237_Table_of_content.pdf Download (234kB) | Preview |
|
|
Text
T_PKN_1302237_Chapter1.pdf Download (414kB) | Preview |
|
Text
T_PKN_1302237_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (670kB) |
||
|
Text
T_PKN_1302237_Chapter3.pdf Download (307kB) | Preview |
|
Text
T_PKN_1302237_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (835kB) |
||
|
Text
T_PKN_1302237_Chapter5.pdf Download (242kB) | Preview |
|
|
Text
T_PKN_1302237_Bibliography.pdf Download (314kB) | Preview |
|
Text
T_PKN_1302237_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (214kB) |
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan alam. Seiring dengan pesatnya pembangunan, pertambahan penduduk, peningkatan kebutuhan dan laju kerusakan sumber daya alam yang semakin cepat. Maka dari itu peneliti bermaksud untuk melihat bagaimana keunikan/ kekhasan proses pembinaan nilai kesadaran pelestarian lingkungan hidup yang terjadi pada masyarakat adat Kuta Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis. Grand teori penelitian ini adalah mengenai kesadaran (Soekanto), Ecological Inteligence (Daniel Goleman), Lingkungan Hidup (Sony Keraf) dan Kebudayaan (Koentajaraningrat). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif (qualitative approach), dengan metode studi kasus (case study). Adapun proses pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi literatur. Kemudian menggunakan tahapan analisis data berupa pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, dan verifikasi/ kesimpulan data. Hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti mengenai proses pembinaan kesadaran warga masyarakat Kuta dalam melestarikan lingkungan alam terlihat dari pemahaman pengetahuan masyarakat tentang pentingnya alam bagi kehidupan, keterampilan yang masyarakat miliki untuk mengolah hasil alam, serta sikap yang ditunjukan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dalam memperlakukan alam. Terlihat dari wujud nyata kearifan lokal/ adat istiadat yang masih kukuh memelihara tradisi yang membingkai kehidupan masyarakatnya. Pendidikan tradisi pada intinya bisa melalui ritual keagamaan, aktifitas, dan aksi nyata. Adat istiadat tersebut mengantarkan mereka untuk meraih penghargaan Kalpataru pada tahun 2002. Proses internalisasi nilai tradisi seperti cinta lingkungan, gotong royong, santun, sederhana, jauh dari serakah, tanggung jawab, kerjasama, kekeluargaan, berfungsi sebagai "modal" nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tatanan kehidupan kehidupan masyarakat untuk melindungi serta mengelola lingkungan hidup. Pengintegrasian aturan adat dan kearifan lingkungan dalam kehidupan masyarakat, menyebabkan kelestarian hutan adat Kampung Kuta terus terpelihara sampai saat ini. Masyarakat Kuta memandang lingkungan bukan sekedar pemberi keuntungan saja, namun memberikan kontribusi terhadap proses pembangunan berkelanjutan. Potensi alam dan potensi manusia memang bukan hal yang seharusnya dipisahkan. Keduanya menjadi ujung tombak untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sosial budaya, serta lingkungan secara nasional. Adapun faktor pendorong keberhasilan pembinaan kesadaran masyarakat Kuta, diantaranya adalah pendidikan tradisi dan penanaman nilai adat istiadat yang selama ini sudah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat, rasa tanggung jawab dan nilai kesadaran yang sudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun implikasi bagi PKn dipersekolahan seyogianya guru melakukan reflektif, ikrar, do’a, dan aksi nyata secara continue dan insidental dalam melaksanakan proses pembelajaran. Selanjutnya penulis sampaikan rekomendasi untuk masyarakat, agar bersikap bijak terhadap lingkungan. Untuk pemerintah, lebih arif lagi dalam membuat kebijakan mengenai lingkungan hidup. Serta bagi akademisi, seyogianya tidak hanya mentransfer pengetahuan tetapi memberikan teladan yang baik untuk pelestarian lingkungan. This research is motivated by human behavior is not responsible for the preservation of the natural environment. Along with the rapid development, population growth, increased needs and the rate of destruction of natural resources more quickly. Therefore the researcher intends to see how the uniqueness / distinctiveness of the coaching process awareness of environmental conservation value that occurs on indigenous peoples Kuta Tambaksari District Ciamis District. Grand theory of this research is about consciousness (Soekarno), Ecological Intelligence (Daniel Goleman), Environment (Sony Keraf) and Culture (Koentajaraningrat). The approach used in this study is qualitative (qualitative approach), the case study method (case study). The process of collecting data through observation, interviews, documentary studies, and literature studies. Then use the data analysis stage in the form of data collection, data presentation, data reduction, and verification / conclusion of the data. Results of the study were found by investigators about the coaching process Kuta community awareness in preserving the natural environment looks of understanding of public knowledge about the importance of nature for life, which the people have the skills to process natural products, as well as the attitude of the people shown in the everyday life in a natural treat . Seen from the real form of local / customs are still strong tradition maintains that frames the lives of its people. Education traditions can essentially through the rite (core values), activities, and real action. The customs deliver them to achieve Kalpataru award in 2002. The process of internalization of environmental traditions such as love, mutual assistance, polite, modest, far from greedy, responsibility, cooperation, kinship, serves as a "capital" noble values applicable in order to protect the lives of people's lives as well as managing the environment. Integration of custom rules and environmental wisdom in people's lives, causing indigenous forest conservation village of Kuta continues maintained until today. Kuta community sees the environment is not just giving a profit, but to contribute to the sustainable development process. Potential natural and human potential is not something that should be separated. Both are spearheading to achieve sustainable development (sustainable development) in promoting economic growth, social, cultural, and national environment. The factors driving the success of fostering public awareness of Kuta, including the education and cultivation traditions customs value that has been ingrained in people's lives, a sense of responsibility and awareness of the value that has been applied in everyday life. The implications formal Civics teacher should do reflective, vows, prayers, and the real action is continuously and incidental to implement the learning process. Furthermore, the authors submit recommendations to the community, in order to be considerate to the environment. For governments, more wise again in making policy on the environment. As well as for academics, should not only transfer of knowledge but a good example for the preservation of the environment.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | No. Panggil : S PKN Pra p-2015; Pembimbing : I. Dasim Budimansyah |
Uncontrolled Keywords: | pembinaan kesadaran, adat istiadat, lingkungan hidup, ESD |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan Kewarganegaraan |
Depositing User: | Staff DAM |
Date Deposited: | 02 Oct 2015 02:31 |
Last Modified: | 02 Oct 2015 02:31 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/17495 |
Actions (login required)
View Item |