ANALISIS PRAGMATIK TINDAK TUTUR IMPERATIF DAN PROHIBITATIF DALAM AL QURAN JUZ KE- 3

Fitri, Hilman (2014) ANALISIS PRAGMATIK TINDAK TUTUR IMPERATIF DAN PROHIBITATIF DALAM AL QURAN JUZ KE- 3. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img]
Preview
Text
S_ARB_1000135_Title.pdf

Download (464kB) | Preview
[img]
Preview
Text
S_ARB_1000135_Abstract.pdf

Download (397kB) | Preview
[img]
Preview
Text
S_ARB_1000135_Table_of_content.pdf

Download (239kB) | Preview
[img]
Preview
Text
S_ARB_1000135_Chapter1.pdf

Download (422kB) | Preview
[img] Text
S_ARB_1000135_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (611kB)
[img]
Preview
Text
S_ARB_1000135_Chapter3.pdf

Download (385kB) | Preview
[img] Text
S_ARB_1000135_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
[img]
Preview
Text
S_ARB_1000135_Chapter5.pdf

Download (378kB) | Preview
[img]
Preview
Text
S_ARB_1000135_Bibliography.pdf

Download (358kB) | Preview
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Analisis pragmatik tindak tutur imperatif dan prohibitatif dalam alquran juz ke-3. Alquran merupakan kalamullah yang diturunkan kepada penutup para nabi a.s yakni Muhammad s.a.w. Di dalam Alquran terdapat berbagai kata, misalnya ism, shifat, fi’l, dhamir, khâlifah, zharaf, dan adât. Di antara fi’l (kata kerja) yang terdapat di dalamnya ialah imperatif (amr), dan prohibitatif (nahyi) dengan berbagai bentuk dari masing- masing. Peneliti menemukan bahwa tindak tutur imperatif (disingkat imperatif) dan tindak tutur prohibitatif (disingkat prohibitatif) memiliki shighat (bentuk) yang berbeda-beda dalam Alquran. Sehingga seringkali imperatif dan prohibitatif itu tidak menggunakan maknanya yang asli, melainkan menggunakan makna lainnya yang mengakibatkan terjadinya perbedaan pendapat dalam penentuan masalah hukum ketika imperatif dan prohibitatifnya tersebut ada kaitannya dengan masalah hukum syar’i, begitupun terdapat perbedaan dalam pemaknaan secara balaghah ketika imperatif dan prohibitatif itu tidak ada kaitannya dengan hukum syari’i. Adapun makna lain dari imperatif tersebut diantaranya, nadb, ad du’ȃ, al iltimȃs, an nush wal irsyȃd, at tahdîd, at tamanni, at ta’jiiz, al ihȃnah, al ibȃhah, at takhyiir, at taswiyyah dan sebagainya. Sedangkan makna lain dari prohibitatif diantaranya, ad du’ȃ, al iltimȃs, an nushha, at tamanni,dan sebagainya. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menemukan bentuk-bentuk tindak tutur imperatif dan prohibitatif di dalam Alquran juz ke-3, berikut analisis tuturan langsung dan tidak langsung, literal dan tidak literal tindak tutur imperatif dan prohibitatif tersebut. Selain itu juga, untuk menemukan makna tindak lokusi, ilokusi dan perlokusi tindak tutur imperatif dan prohibitatif tersebut menggunakan analisis pragmatik. Studi ini menggunakan analisis pragmatik, mengingat imperatif dan prohibitatif termasuk salah satu bidang kajian pragmatik. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh ayat alquran yang mengandung imperatif dan prohibitatif, sedangkan sampelnya adalah ayat-ayat al Quran yang terdapat dalam juz ke-3 yang mengandung tindak tutur imperatif dan prohibitatif. Pengumpulan datanya dilakukan melalui teknik pustaka dan teknik catat. Setelah datanya terkumpul lalu dianalisis melalui 3 tahap, yaitu 1) reduksi data, 2) display data, 3) analisis data. Setelah dianalisis, lalu diambil hasil temuan dari penelitian ini. Sehingga melalui penelitian ini, peneliti menemukan beberapa bentuk imperatif dan prohibitatif dalam juz ke-3. Adapun bentuk-bentuk imperatif yang digunakan ialah bentuk fi’il amr, fi’l mudhari bersambung dengan lam amr, bentuk amr yang menggunakan isim fi’il amr, serta mashdar sebagai pengganti fi’il amr. Sedangkan bentuk prohibitatif yang digunakan adalah menggunakan المضارع المقرون بلا الناهية dan ada juga yang menggunakan مجئ كلام الإنشاء بصورة الخبري. Selain itu terdapat makna-makna lain dari imperatif dan prohibitatif dalam juz ke-3. Secara lokusi seluruh makna imperatif dan prohibitatif dalam juz ke 3 ialah perintah dan larangan penutur kepada petuturnya. Sedangkan makna ilokusi imperatifnya ialah tuntutan, melemahkan, menunjukkan keagungan-Nya, doa, larangan, peringatan, anjuran, pengajaran, mengancam, penolakan, meminta perhatian pendengar, bersyukur, pengharapan, tantangan. Sedangkan untuk makna ilokusi prohibitatifnya ialah pengajaran, perintah, anjuran, doa, ancaman, mubah. Dan secara perlokusi semua makna imperatif dan prohibitatif tersebut ialah harapan masing-masing dari penutur kepada petuturnya, misalnya harapan berhenti dari melakukan riba dalam seperti dalam Q.S Albaqarah ayat 278 dan sebagainya. Wallahu a’lam bi Showab.

Item Type: Thesis (S1)
Additional Information: No. Panggil: S ARB FIT a-2014; Pembimbing: I. Yayan Nurbayan, II. M. Zaka Al Farisi
Uncontrolled Keywords: Analisis pragmatik, imperaktif, prohibitatif, Alquran juz ke-3
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc
P Language and Literature > PN Literature (General)
Divisions: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
Depositing User: Staf Koordinator 3
Date Deposited: 07 Aug 2015 08:05
Last Modified: 07 Aug 2015 08:05
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/15855

Actions (login required)

View Item View Item