Harlindo, Ahmad Toni (2014) PERANAN PETANI PENDERES DALAM MENGEMBANGKAN INDUSTRI GULA KELAPA DI PANGANDARAN TAHUN 1960-2005. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
|
Text
S_SEJ_0608875_Title.pdf Download (36kB) | Preview |
|
|
Text
S_SEJ_0608875_Table_of_content.pdf Download (139kB) | Preview |
|
|
Text
S_SEJ_0608875_Abstract.pdf Download (123kB) | Preview |
|
|
Text
S_SEJ_0608875_Chapter1.pdf Download (184kB) | Preview |
|
Text
S_SEJ_0608875_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (291kB) | Request a copy |
||
|
Text
S_SEJ_0608875_Chapter3.pdf Download (189kB) | Preview |
|
Text
S_SEJ_0608875_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (758kB) | Request a copy |
||
|
Text
S_SEJ_0608875_Chapter5.pdf Download (74kB) | Preview |
|
|
Text
S_SEJ_0608875_Bibliography.pdf Download (159kB) | Preview |
|
Text
S_SEJ_0608875_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (295kB) | Request a copy |
Abstract
Skripsi ini berjudul “Peranan Petani Penderes Dalam Mengembangkan Industri Gula Kelapa di Pangandaran Tahun 1960-2005.” Permasalahan pokok yang dikaji dalam skripsi ini adalah bagaimana peranan petani penderes dalam mengembangkan industri gula kelapa di Pangandaran pada kurun waktu 1960-2005. Permasalahan utama tersebut dijabarkan lagi ke dalam empat pertanyaan besar sebagai fokus kajian penelitian, yaitu : (1). Bagaimana munculnya petani penderes gula kelapa di Pangandaran sebelum industri gula kelapa berkembang pesat; (2). Bagaimana upaya petani penderes di Pangandaran dalam meningkatkan produktifitas industri rumah tangga gula kelapanya tahun 1960-2005; (3). Bagaimana perubahan sosial-ekonomi yang dialami oleh petani penderes gula kelapa Pangandaran tahun 1960-2005; (4). Bagaimana peranan Lembaga Swadaya Masyarakat dan pemerintah bagi petani penderes gula kelapa di Pangandaran. Penelitian ini menggunakan metode historis yang meliputi empat tahap yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Untuk memperdalam analisis, penulis menggunakan pendekatan interdispliner dengan menempatkan ilmu sejarah sebagai ilmu utama dibantu dengan ilmu sosial seperti sosiologi, ekonomi dan politik. Teknik penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara yang didukung dengan studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Keberadaan petani penderes gula kelapa Pangandaran sudah berlangsung lama. Awalnya sekitar tahun 1950-an gula kelapa di produksi hanya untuk sebagai konsumsi keluarga sehari-hari dan warga sekitar lingkungannya. Kemudian sebonjor gula kelapa (sepuluh butir) yang dibungkus kelaras (daun pisang kering) mulai di pasarkan berkeliling dari kampung ke kampung atau desa ke desa. Pada tahun 1968 pemasaran gula kelapa mengalami kemajuan dengan adanya warung kelontongan bernama PD. Samudra, yang kemudian menjadi bandar gula kelapa yang menyetok dan memasarkan gula kelapa ke pasar-pasar tradisional dan ke kota-kota seperti Bandung dan Jakarta. Di kota gula kelapa di konsumsi sebagai pemanis makanan seperti bumbu masakan dapur, es dawet, rujak dan sebagainya. Selain itu, gula kelapa Pangandaran juga dipakai sebagai bahan dasar pembuatan kecap di pabrik-pabrik yang diantaranya sudah memiliki merk yang cukup dikenal masyarakat luas, seperti kecap Bango, ABC, dan Indofood. Proses pembuatan gula kelapa Pangandaran dikerjakan dalam rumah industri kecil atau industri rumah tangga yang pada umumnya dikerjakan oleh sang penderes (suami) dengan sang istrinya. Awalnya usaha ini hanya menjadi usaha sampingan yang dikerjakan oleh sedikit orang-orang di Pangandaran, kemudian seiring waktu keterampilan membuat gula kelapa ini menjadi matapencaharian yang banyak diminati oleh warga Pangandaran. Akhirnya industri gula kelapa pun dapat menjadi matapencaharian yang utama yang mandiri sebagaimana matapencaharian-matapencaharian lainnya. Meskipun demikian masih banyak petani penderes yang masih tetap menggarap sawah dan kebun. Perkembangan yang signifikan terjadi pada tahun 2003 dengan dibentuknya sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat bernama Asosiasi Gula Kelapa Priangan (AGKP) yang didirikan khusus untuk mengurusi persoalan petani penderes se-Priangan (Ciamis, Tasikmalaya dan Garut) yang bertempat di Pangandaran. Sebagai perhatiannya, pemerintah juga pada tahun 2004 mendirikan Sub Terminal Agri Bisnis (STA) di Parigi yang bergerak di bidang pergulakelapaan.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | No.Panggil: S SEJ HAR p-2014 |
Uncontrolled Keywords: | petani, panderes, industri, gula kelapa, pangandaran |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan Sejarah |
Depositing User: | Staff DAM |
Date Deposited: | 18 Mar 2015 02:36 |
Last Modified: | 18 Mar 2015 02:36 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/14103 |
Actions (login required)
View Item |