KONSTRUKSI PASANGAN IDEAL PEREMPUAN FATHERLESS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP TOXIC RELATIONSHIP: Studi Fenomenologi Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Yona Syakila Putri Maharani, - and Wilodati, - and Puspita Wulandari, - (2025) KONSTRUKSI PASANGAN IDEAL PEREMPUAN FATHERLESS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP TOXIC RELATIONSHIP: Studi Fenomenologi Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

Abstract

Pada hakikatnya, figur ayah berperan sebagai panutan bagi anak perempuan dalam membentuk kriteria pasangan ideal. Namun, pada keluarga dengan kondisi fatherless, peran tersebut tidak terpenuhi sehingga kriteria pasangan dibentuk berdasarkan pengalaman masa lalu, interaksi dengan lingkungan sosial, serta representasi yang diperoleh dari media sosial. Kondisi ini berpotensi menghasilkan ekspektasi yang tidak realistis yang secara tidak langsung, hal tersebut membuka peluang teciptanya toxic relationship, karena adanya kebutuhan terhadap pasangan yang mampu menggantikan peran ayah sekaligus memenuhi ekspektasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis secara mendalam mengenai konstruksi yang diyakini oleh perempuan dengan kondisi fatherless, yang berimplikasi pada terbentuknya toxic relationship. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi kepada para perempuan yang memiliki kondisi fatherless dan mengalami toxic relationship yang ada di UPI Bandung. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pengalaman ketiadaan peran ayah, pengaruh lingkungan sosial, dan representasi media sosial membentuk karakteristik pasangan ideal seperti pasangan yang mampu dominan, menggantikan peran ayah, memberikan rasa aman, perhatian, mengikuti standar media sosial, serta memenuhi kebutuhan emosional dan finansial; (2) makna yang terinternalisasi dari pengalaman tersebut secara tidak sadar membuka peluang terbentuknya toxic relationship, ketika pasangan memenuhi kebutuhan dan keinginan, secara halus menempatkan perempuan di subordinat dan melakukan perilaku toxic yang dianggap wajar oleh perempuan fatherless; (3) perempuan fatherless sering tidak menyadari berada dalam toxic relationship karena perilaku pasangan dimaknai sebagai bentuk kasih sayang. Lalu kesadaran muncul ketika perilaku toxic berulang dan menyerupai pengalaman masa lalu. Dukungan dari keluarga, teman sebaya, dan bantuan profesional menjadi kunci pemulihan dari trauma. Essentially, the father figure serves as a role model for daughters in shaping their criteria for an ideal partner. However, in fatherless families, this role is not fulfilled, so the criteria for a partner are formed based on past experiences, interactions with the social environment, and representations obtained from social media. This situation has the potential to create unrealistic expectations, which indirectly opens the door to toxic relationships, as there is a need for a partner who can replace the father's role while also meeting those expectations. The purpose of this study is to conduct an in-depth analysis of the constructs believed by women in fatherless conditions, which have implications for the formation of toxic relationships. This study employs a qualitative approach using the phenomenological method among women in fatherless conditions who have experienced toxic relationships at UPI Bandung. Data collection techniques include interviews, observations, and document analysis. The results of the study indicate that: (1) the experience of the absence of a father's role, the influence of the social environment, and social media representations shape the characteristics of an ideal partner, such as a partner who is dominant, can replace the father's role, provides a sense of security and attention, follows social media standards, and meets emotional and financial needs; (2) the internalized meaning of these experiences unconsciously opens the door to toxic relationships, where partners fulfill needs and desires while subtly placing women in subordinate roles and engaging in toxic behaviors that are considered normal by fatherless women; (3) fatherless women often do not realize they are in toxic relationships because their partners' behaviors are interpreted as expressions of love. Awareness then emerges when toxic behavior recurs and resembles past experiences. Support from family, peers, and professional help are key to recovering from trauma.

	Text S_SOS_2100147_Title.pdf Download (536kB)
	Text S_SOS_2100147_Chapter 1.pdf Download (251kB)
	Text S_SOS_2100147_Chapter 2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (344kB)
	Text S_SOS_2100147_Chapter 3.pdf Download (289kB)
	Text S_SOS_2100147_Chapter 5.pdf Download (198kB)
	Text S_SOS_2100147_Chapter 4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (671kB)
	Text S_SOS_2100147_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (893kB)

Item Type:	Thesis (S1)
Additional Information:	https://scholar.google.com/citations?hl=id&user=N1Wopp4AAAAJ&view_op=list_works&gmla=AH8HC4wyA-IWmJL559bsYbaUzQGdLCisb0OtEN47ab93Y1XWbREppVVawVr6D48ZjZcE6_GROudNI7b1i2rNzmtAXgcqdO64-X02ZkJB057bKQ ID SINTA Dosen Pembimbing: Wilodati: 5976344 Puspita Wulandari: 6778395
Uncontrolled Keywords:	Perempuan Fatherless, Pasangan Ideal, Toxic Relationship, Konstruksi Sosial Fatherless Women, Ideal Partner, Toxic Relationship, Social Construction
Subjects:	B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman
Divisions:	Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Sosiologi
Depositing User:	Yona Syakila Putri Maharani
Date Deposited:	15 Sep 2025 03:28
Last Modified:	15 Sep 2025 03:28
URI:	http://repository.upi.edu/id/eprint/139145

Actions (login required)

View Item