TRADISI MANDOK HATA SEBAGAI PENDIDIKAN DEMOKRASI BERBASIS KEARIFAN LOKAL (LOCAL WISDOM) DALAM MASYARAKAT ADAT BATAK TOBA

Andrie Hasugian, - (2024) TRADISI MANDOK HATA SEBAGAI PENDIDIKAN DEMOKRASI BERBASIS KEARIFAN LOKAL (LOCAL WISDOM) DALAM MASYARAKAT ADAT BATAK TOBA. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tradisi Mandok Hata sebagai pendidikan demokrasi berbasis kearifan lokal (local wisdom) dalam masyarakat adat Batak Toba. Adapun Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) serta verifikasi dan penarikan kesimpulan. Kemudian data diuji dengan Teknik triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pelaksanaan tradisi Mandok Hata didasarkan pada prinsip musyawarah untuk mufakat, yang mana setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan pendapat dan aspirasi mereka tanpa adanya diskriminasi; 2) Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Mandok Hata, seperti mengasihi, memaafkan, kebebasan, menghormati, patriotisme, cinta tanah air, musyawarah, kesepakatan, solidaritas dan keadilan; 3) Nilai-nilai tradisi Mandok Hata sebagai pendidikan demokrasi dalam masyarakat adat Batak Toba mencakup prinsip kebebasan, musyawarah untuk mufakat, keadilan, kesetaraan, dan penghargaan terhadap keberagaman pendapat; 4) Kendala dalam pelaksanaan tradisi Mandok Hata sebagai pendidikan demokrasi dalam Masyarakat adat Batak Toba antara lain adalah kesenjangan budaya akibat pengaruh westernisasi, kurangnya kesadaran akan pentingnya tradisi ini di kalangan generasi muda, dan kurangnya dukungan regulasi dari pemerintah daerah; 5) Upaya yang dilakukan dalam mempertahankan tradisi Mandok Hata dalam Masyarakat adat Batak Toba diperlukan langkah-langkah konkret dari berbagai pihak seperti Masyarakat dan Pemerintah dalam melakukan pembinaan, perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan Tradisi Mandok Hata. Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya menjaga dan memperkuat tradisi Mandok Hata sebagai bagian dari upaya pemeliharaan kearifan lokal dan pendidikan demokrasi di masyarakat adat Batak Toba. Dengan memahami dan memanfaatkan warisan budaya ini, diharapkan dapat terus ditingkatkan partisipasi masyarakat dalam proses demokratisasi dan pemeliharaan nilai-nilai luhur tradisional. This research aims to explore the Mandok Hata tradition as democracy education based on local wisdom in Batak Toba indigenous society. The approach used in this research is qualitative with ethnographic method. Data collection techniques in this research include interviews, observations, and documentation. Data analysis techniques include data reduction, data display, verification, and conclusion drawing. Then, data were examined using data triangulation technique. The results show that: 1) The implementation of the Mandok Hata tradition is based on the principle of deliberation to consensus, where every member of society has equal opportunity to express their opinions and aspirations without discrimination; 2) The values contained in the Mandok Hata tradition, such as love, forgiveness, freedom, respect, patriotism, love for the homeland, deliberation, agreement, solidarity, and justice; 3) The values of the Mandok Hata tradition as democracy education in Batak Toba indigenous society include principles of freedom, deliberation to consensus, justice, equality, and respect for diversity of opinions; 4) Constraints in implementing the Mandok Hata tradition as democracy education in Batak Toba indigenous society include cultural gaps due to westernization influence, lack of awareness of the importance of this tradition among the younger generation, and lack of regulatory support from local government; 5) Efforts to preserve the Mandok Hata tradition in Batak Toba indigenous society require concrete steps from various parties such as communities and the government in conducting cultivation, protection, development, and utilization. The implications of this research emphasize the importance of maintaining and strengthening the Mandok Hata tradition as part of efforts to preserve local wisdom and democracy education in Batak Toba indigenous society. By understanding and utilizing this cultural heritage, it is hoped that community participation in the democratization process and preservation of traditional noble values can be enhanced.

[img] Text
T_PKN_2208665_Title.pdf

Download (585kB)
[img] Text
T_PKN_2208665_Chapter1.pdf

Download (196kB)
[img] Text
T_PKN_2208665_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (493kB)
[img] Text
T_PKN_2208665_Chapter3.pdf

Download (152kB)
[img] Text
T_PKN_2208665_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (2MB)
[img] Text
T_PKN_2208665_Chapter5.pdf

Download (93kB)
[img] Text
T_PKN_2208665_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (3MB)
Official URL: https://repository.upi.edu
Item Type: Thesis (S2)
Additional Information: https://scholar.google.com/citations?user=DkVDFncAAAAJ SINTA ID: 5992560 SINTA ID: 5989821
Uncontrolled Keywords: Local Wisdom, Democracy Education, Mandok Hata Tradition
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan Kewarganegaraan
Depositing User: Andrie Hasugian
Date Deposited: 29 Oct 2024 05:22
Last Modified: 29 Oct 2024 05:22
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/128143

Actions (login required)

View Item View Item