Maretta Aviani Susanto, - (2024) PENEGASAN DAN PENETAPAN BATAS DESA INDIKATIF: studi kasus Desa Montor, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
TA_PIG_2009823_Title.pdf Download (835kB) |
|
Text
TA_PIG_2009823_Chapter1.pdf Download (260kB) |
|
Text
TA_PIG_2009823_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (616kB) |
|
Text
TA_PIG_2009823_Chapter3.pdf Download (1MB) |
|
Text
TA_PIG_2009823_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (5MB) |
|
Text
TA_PIG_2009823_Chapter5.pdf Download (241kB) |
|
Text
TA_PIG_2009823_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
Abstract
Penegasan dan penetapan batas desa merupakan proses yang penting dalam administrasi pemerintahan lokal. Data indikatif menjadi peran utama dalam proses ini dan pembaruan data secara berkala diperlukan untuk memastikan keakuratan dan keberlanjutan informasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil pembaruan data indikatif dalam penegasan dan penetapan batas desa menggunakan metode kartometrik. Studi kasus dilakukan di Desa Montor, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, Banten. Metode kartometrik yang digunakan untuk menganalisis data spasial dan memetakan batas administratif desa. Data indikatif yang dikumpulkan dari sumber instansi Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Badan Pertanahan Nasional (BPN), dianalisis dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG). Pembaruan data indikatif dievaluasi dengan membandingkan data baru dengan data sebelumnya, serta dengan melakukan verifikasi lapangan. Hasil dari penelitian ini adalah berita acara form 2, form 4, form 7, peta kerja, dan peta batas wilayah Desa Montor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembaruan data indikatif secara berkala sangat penting untuk memastikan keakuratan batas desa, yang pada akhirnya berfungsi sebagai acuan dalam administrasi pemerintahan, perencanaan pembangunan, serta penyelesaian sengketa wilayah. Peta batas desa yang dihasilkan telah disahkan oleh pemerintah daerah dan dilengkapi dengan dokumen legal, termasuk berita acara kesepakatan, yang memberikan kepastian hukum yang diperlukan untuk pengelolaan sumber daya desa. Perbedaan batas indikatif sebelum dan sesudah penegasan batas desa tahun 2023 di Desa Montor didapatkan hasil perubahan panjang segmen sebesar 13,252 meter dari 5 segmen dan perbedaan luas sebesar 392070,279 m². Perbedaan disebabkan oleh empat faktor, yaitu perbedaan jumlah titik kartometrik, perbedaan panjang segmen, perbedaan panjang bentang buatan, dan perbedaan luas wilayah. Affirmation and determination of village boundaries are an important process in local government administration. Indicative data plays a key role in this process, and regular data updates are necessary to ensure the accuracy and sustainability of the information. This research aims to analyze the results of indicative data updates in the affirmation and establishment of village boundaries using cartometric methods. The case study was conducted in Montor Village, Pagelaran District, Pandeglang Regency, Banten. The cartometric method used to analyze spatial data and map the administrative boundaries of villages. Indicative data collected from the sources of the Badan Informasi Geospasial (BIG) and Badan Pertanahan Nasional (BPN) is analyzed using Geographic Information System applications. (SIG). Indicative data updates are evaluated by comparing new data with previous data, as well as through field verification. The results of this research are the minutes of form 2, form 4, form 7, work maps, and boundary maps of Montor Village. The findings indicate that periodic updates of indicative data are crucial to ensure the accuracy of village boundaries, which ultimately serve as a reference in government administration, development planning, and the resolution of territorial disputes. The village boundary map produced has been approved by the local government and is accompanied by legal documents, including a record of agreement, which provides the legal certainty needed for the management of village resources. The difference in indicative boundaries before and after the boundary affirmation in 2023 in Montor Village resulted in a change in segment length of 13.252 meters from 5 segments and a difference in area of 392,070.279 m². The differences are caused by four factors: the difference in the number of cartometric points, the difference in segment length, the difference in the length of artificial spans, and the difference in area.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | https://scholar.google.com/citations?view_op=new_articles&hl=en&imq=Maretta+Aviani+Susanto# ID SINTA DOSEN PEMBIMBING ASRI RIA AFFRIANI: 0011049201 |
Uncontrolled Keywords: | Penetapan Batas Desa, Penegasan Batas Desa, Data Indikatif, Pembaruan Data, Metode Kartometrik. Village Boundary Determination, Village Boundary Affirmation, Indicative Data, Data Update, Cartometric Method. |
Subjects: | L Education > L Education (General) S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Program Studi Survey Pemetaan dan Informasi Geografi D-3 |
Depositing User: | MARETTA AVIANI SUSANTO |
Date Deposited: | 25 Oct 2024 07:45 |
Last Modified: | 25 Oct 2024 07:45 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/127863 |
Actions (login required)
View Item |