Vania Sani Saraswati, - (2024) INTEGRASI CITRA SPOT-7 DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN TINGKAT BAHAYA LONGSOR DI KECAMATAN SEMAKA MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
S_SIG_2007786_Title.pdf Download (532kB) |
|
Text
S_SIG_2007786_Chapter 1.pdf Download (271kB) |
|
Text
S_SIG_2007786_Chapter 2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (384kB) |
|
Text
S_SIG_2007786_Chapter 3.pdf Download (746kB) |
|
Text
S_SIG_2007786_Chapter 4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (7MB) |
|
Text
S_SIG_2007786_Chapter 5.pdf Download (48kB) |
|
Text
S_SIG_2007786_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
Abstract
Kecamatan Semaka merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Tanggamus yang memiliki riwayat kejadian longsor. Tercatat dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tanggamus tahun 2022, terdapat 12 kejadian longsor selama kurun waktu satu tahun. Hal ini dipicu oleh sejumlah faktor yang saling berinteraksi dan terakumulasi hingga tanah mencapai batas kekuatannya. Faktor-faktor yang memicu terjadinya longsor di wilayah ini adalah kemiringan lereng, intensitas curah hujan, penggunaan lahan, jenis tanah, jenis batuan, keberadaan sesar, dan keberadaan jalan memotong lereng. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor penyebab longsor, memetakan tingkat bahaya longsor, dan menguji akurasi pemetaan tingkat bahaya longsor di Kecamatan Semaka. Penelitian ini menggunakan citra SPOT-7, data DEMNAS, dan data sekunder untuk menyusun komponen bahaya longsor. Metode yang digunakan yaitu penginderaan jauh dan sistem informasi geografis dengan teknik analisis analytical hierarchy process(AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) faktor penyebab tingkat bahaya longsor tertinggi di Kecamatan Semaka adalah parameter kemiringan lereng; 2) hasil pemetaan tingkat bahaya longsor di wilayah ini terbagi ke dalam tiga kelas, yaitu tingkat bahaya rendah dengan luas 4.067,56 Ha (39.16%) yang tersebar di wilayah selatan dan timur, tingkat bahaya sedang dengan luas 5.994,52 Ha (57.71%) yang mendominasi wilayah barat dan utara, serta tingkat bahaya tinggi dengan luas 325.82 Ha (3.14%) yang tersebar di 11 desa di bagian barat; 3) uji akurasi peta tingkat bahaya longsor memiliki nilai overall accuracy sebesar 92.86% dengan koefisien kappa sebesar 88.98%. Saran untuk penelitian ini adalah menambahkan berbagai kriteria atau parameter lain yang belum digunakan serta menggunakan data terbaru agar hasil penelitian lebih optimal dan akurat. Semaka sub-district is one of the sub-districts in Tanggamus Regency that has a history of landslides. It is recorded in the data of the Central Statistics Agency (BPS) of Tanggamus Regency in 2022, there were 12 landslide incidents during the period of one year. This is triggered by a number of factors that interact and accumulate until the soil reaches its strength limit. Factors that trigger landslides in this area are slope, rainfall intensity, land use, soil type, rock type, presence of faults, and presence of roads cutting the slope. The main objectives of this research are to analyze the factors causing landslide, mapping the landslide hazard level, and testing the accuracy of mapping the landslide hazard level in Semaka Sub-district. This research uses SPOT-7 imagery, DEMNAS data, and secondary data to compile the landslide hazard component. The methods used are remote sensing and geographic information system with analytical hierarchy process (AHP) analysis technique. The results showed that: 1) the factor causing the highest landslide hazard level in Semaka Sub-district is slope parameter; 2) the results of mapping the landslide hazard level in this area are divided into three classes, namely low hazard level with an area of 4.067,56 Ha (39.16%) spread in the southern and eastern areas, medium hazard level with an area of 5.994,52 Ha (57.71%) which dominates the western and northern area, and high hazard level with an area of 325.82 Ha (3.14%) spread in 11 villages in the western area; 3) the accuracy test of the landslide hazard level map has an overall accuracy value of 92.86% with a kappa coefficient of 88.98%. Suggestions for this research are to add various criteria or other parameters that have not been used and to use the latest data so that the research results are more optimal and accurate.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | https://scholar.google.com/citations?hl=en&user=vXWjCf0AAAAJ ID SINTA Dosen Pembimbing: Hendro Murtianto: 6115607 Silmi Afina Aliyan: 6749474 |
Uncontrolled Keywords: | Analytical Hierarchy Process, Bahaya, Longsor, Penginderaan Jauh, Sistem Informasi Geografis Analytical Hierarchy Process, Hazard, Landslide, Remote Sensing, Geographic Information System |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) G Geography. Anthropology. Recreation > GB Physical geography |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Sains Informasi Geografi |
Depositing User: | Vania Sani Saraswati |
Date Deposited: | 14 Oct 2024 17:05 |
Last Modified: | 14 Oct 2024 17:05 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/127508 |
Actions (login required)
View Item |