Mochammad Fauzan Mutawally, - (2024) PEMETAAN KEKERINGAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN NORMALIZED DIFFERENCE DROUGHT INDEX MULTITEMPORAL DAN RESPONS PETANI DI KABUPATEN MAJALENGKA. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
S_SIG_2003262_Title.pdf Download (478kB) |
|
Text
S_SIG_2003262_Chapter1.pdf Download (304kB) |
|
Text
S_SIG_2003262_Chapter2.pdf Download (504kB) |
|
Text
S_SIG_2003262_Chapter3.pdf Download (1MB) |
|
Text
S_SIG_2003262_Chapter4.pdf Download (7MB) |
|
Text
S_SIG_2003262_Chapter5.pdf Download (51kB) |
|
Text
S_SIG_2003262_Appendix.pdf Download (7MB) |
Abstract
Kabupaten Majalengka adalah salah satu wilayah administratif di Jawa Barat yang kerap mengalami kekeringan terparah, terutama pada musim kemarau selama dekade terakhir. Analisis kekeringan dengan metode konvensional memerlukan waktu yang relatif panjang dan cakupan wilayah yang terbatas. Maka diperlukan analisis kekeringan lahan pertanian dengan cakupan luas dan rentang waktu yang cenderung singkat dengan metode Normalized Difference Drought Index. Penelitian ini ditujukan untuk memonitoring kondisi kekeringan kawasan pertanian dan mengidentifikasi respons yang dilakukan petani dalam menghadapi kekeringan. Penggabungan teknologi pengindraan jauh dan sistem informasi geografis digunakan untuk memetakan dan mengetahui tren sebaran kekeringan yang terjadi di kawasan pertanian secara multitemporal. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa tren hari tanpa hujan dari tahun 2014-2019 mengalami peningkatan yang sangat jauh sehingga persentase kekeringan lahan pertanian meningkat keparahannya sebesar 20%. Sebaran kecamatan yang terdampak kekeringan terparah antara lain seperti Kabupaten Majalengka bagian Utara, seperti Kecamatan Kertajati, Jatitujuh, Ligung, Dawuan, Jatiwangi, Kadipaten, sebagian dari Sumberjaya, Palasah, dan Kasokandel. Respons yang dilakukan petani setempat dalam menghadapi kekeringan yakni tetap menanam padi disaat ada air yang cukup, mengganti jenis tanaman menjadi selain padi, dan membiarkan lahan. Hasil analisis kekeringan lahan pertanian mengindikasikan terjadinya peningkatan keparahan, menurunnya klasifikasi kekeringan ringan-sedang dan meningkatnya klasifikasi kekeringan berat dan sangat berat terkecuali tahun 2024 yang belum menyentuh bulan kemarau panjang. Sebaran kekeringan terkonsentrasi di Utara dari Kabupaten Majalengka. Dari hasil penelitian ini diharapkan pemerintah lebih mudah menentukan prioritas regulasi dan dapat bersinergi dengan petani dalam mengatasi masalah kekeringan. Majalengka Regency is one of the administrative areas in West Java that often experiences the worst drought, especially during the dry season in the last decade. Drought analysis using conventional methods requires a relatively long time and limited coverage area. Therefore, it is necessary to analyze agricultural land drought with a wide coverage and a relatively short time span using the Normalized Difference Drought Index method. This study aims to monitor the drought conditions of agricultural areas and identify the responses made by farmers in dealing with drought. The combination of remote sensing technology and geographic information systems is used to map and determine the trend of drought distribution that occurs in agricultural areas multitemporally. The results of this study reveal that the trend of days without rain from 2014-2019 has increased very significantly so that the percentage of agricultural land drought has increased in severity by 20%. The distribution of sub-districts affected by the worst drought includes the northern part of Majalengka Regency, such as Kertajati, Jatitujuh, Ligung, Dawuan, Jatiwangi, Kadipaten, parts of Sumberjaya, Palasah, and Kasokandel Districts. The response of local farmers in dealing with drought is to continue planting rice when there is enough water, changing the type of crop to other than rice, and leaving the land. The results of the analysis of agricultural land drought indicate an increase in severity, a decrease in the classification of mild-moderate drought and an increase in the classification of severe and very severe drought except for 2024 which has not touched the long dry month. The distribution of drought is concentrated in the North of Majalengka Regency. From the results of this study, it is hoped that the government will find it easier to determine regulatory priorities and can synergize with farmers in overcoming the problem of drought.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | https://scholar.google.com/citations?user=Gl9pkboAAAAJ&hl=en ID Sinta Dosen Pembimbing: Iwan Setiawan: 5995430 Shafira Himayah: 6114986 |
Uncontrolled Keywords: | Pengindraan Jauh, Kekeringan Lahan Pertanian, Tren Kekeringan, Respons Petani, Multitemporal Remote Sensing, Agricultural Drought, Drought Trend, Farmer Response, Multitemporal |
Subjects: | L Education > L Education (General) S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Sains Informasi Geografi |
Depositing User: | Mochammad Fauzan Mutawally |
Date Deposited: | 11 Nov 2024 03:52 |
Last Modified: | 11 Nov 2024 03:52 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/127450 |
Actions (login required)
View Item |