Maitria Prada Yusup, - (2024) MODUS OPERANDI PRAKTIK PROSTITUSI TERSELUBUNG DI KAWASAN WISATA LEMBANG. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
S_SOS_2003487_Title.pdf.pdf Download (800kB) |
|
Text
S_SOS_2003487_Chapter1.pdf.pdf Download (217kB) |
|
Text
S_SOS_2003487_Chapter2.pdf.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (447kB) |
|
Text
S_SOS_2003487_Chapter3.pdf.pdf Download (366kB) |
|
Text
S_SOS_2003487_Chapter4.pdf.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (931kB) |
|
Text
S_SOS_2003487_Chapter5.pdf.pdf Download (85kB) |
|
Text
S_SOS_2003487_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (3MB) |
Abstract
Fenomena mengenai prostitusi selalu menarik untuk dibahas karena telah menjadi bagian dari dinamika sosial yang terus bertahan dari masa lalu hingga sekarang. Daya tariknya tetap kuat bagi sebagian orang, menciptakan dilema yang kompleks dan menuntut perhatian serius dari masyarakat dan pembuat kebijakan. Penelitian ini berfokus pada pemahaman faktor-faktor yang mendorong perempuan menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK) serta menggali gambaran modus operandi praktik prostitusi yang tersembunyi di balik tirai kawasan wisata, menelusuri secara rinci praktik yang tidak terlihat secara terang-terangan, tetapi berdampak pada dinamika sosial masyarakat setempat. Urgensi penelitian ini terletak pada minimnya kajian mendalam tentang industri pariwisata dan seks, meskipun keberadaannya sudah diketahui pemahaman yang lebih mendalam diperlukan untuk mengatasi dan mengelola fenomena ini secara efektif. Penelitian di lakukan di kawasan wisata Lembang yang sengaja dipilih karena mengalami peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya. Metode penelitian ini menggunakan kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara dengan agen villa, mucikari, dan empat Pekerja Seks Komersial, melakukan observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan perempuan menjadi PSK di kawasan wisata Lembang tidak hanya didasarkan pada teori pilihan rasional Coleman, tetapi juga dipengaruhi oleh eksploitasi patriarkal, tekanan situasional, dan pengaruh sosial. Teori feminisme radikal melihat prostitusi sebagai bentuk penindasan atas tubuh perempuan, sementara feminisme liberal menekankan pentingnya akses pendidikan dan keterampilan sebagai solusi alternatif untuk menghindari eksploitasi ini. Modus operandi praktik prostitusi mengacu pada jaringan sosial yang kompleks, di mana keterlibatan berbagai pihak, penggunaan teknologi komunikasi, dan pemanfaatan lokasi-lokasi strategis mengindikasikan transformasi kawasan wisata menjadi tempat bagi aktivitas prostitusi terselubung yang semakin terorganisir dan sulit terdeteksi. The phenomenon of prostitution remains a compelling subject of discussion due to its enduring presence in social dynamics from the past to the present. Its persistent allure to certain individuals creates a complex dilemma that demands serious attention from society and policymakers. This study focuses on understanding the factors that drive women to become Commercial Sex Workers (CSWs) and explores the modus operandi of prostitution practices that are concealed behind the facade of tourist areas. It examines in detail practices that are not openly visible but have a significant impact on the social dynamics of local communities. The urgency of this research stems from the lack of in-depth studies on the intersection of tourism and the sex industry, despite its recognized presence. A deeper understanding is required to effectively address and manage this phenomenon. The research was conducted in the Lembang tourist area, chosen due to the annual increase in visitors. This study employs a qualitative research method with a case study approach. Data were collected through interviews with villa agents, pimps, and four Commercial Sex Workers, participatory observation, and document analysis. The findings reveal that women's decisions to become CSWs in the Lembang tourist area are influenced not only by Coleman's rational choice theory but also by patriarchal exploitation, situational pressures, and social influences. Radical feminist theory views prostitution as a form of oppression of women's bodies, while liberal feminism emphasizes the importance of access to education and skills as alternative solutions to avoid such exploitation. The modus operandi of prostitution practices points to a complex social network, where the involvement of various parties, the use of communication technologies, and the exploitation of strategic locations indicate a transformation of tourist areas into hubs for increasingly organized and hard-to-detect covert prostitution activities.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | https://scholar.google.com/citations?hl=id&user=G_yU04UAAAAJ ID SINTA Dosen Pembimbing: Siti Nurbayani K: 5976314 Fajar Nugraha Asyahidda: 6682474 |
Uncontrolled Keywords: | Modus Operandi, Praktik Prostitusi, Kawasan Wisata, Pekerja Seks Komersial, Faktor Penyebab, Jaringan Sosial Modus Operandi, Prostitution Practices, Tourist Area, Commercial Sex Workers, Contributing Factors, Social Network |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) H Social Sciences > HM Sociology H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Sosiologi |
Depositing User: | Maitria Prada Yusup |
Date Deposited: | 25 Sep 2024 10:07 |
Last Modified: | 25 Sep 2024 10:07 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/126094 |
Actions (login required)
View Item |