Muhammad Ghazi Haqqani, - (2024) ANALISIS PENGGUNAAN ABUSIVE LANGUAGE SEBAGAI INDIKATOR KEAKRABAN DALAM PEER GROUP. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
This is the latest version of this item.
Text
S_SOS_2005740_Title .pdf Download (684kB) |
|
Text
S_SOS_2005740_Chapter1.pdf Download (114kB) |
|
Text
S_SOS_2005740_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (556kB) |
|
Text
S_SOS_2005740_Chapter3.pdf Download (114kB) |
|
Text
S_SOS_2005740_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
|
Text
S_SOS_2005740_Chapter5.pdf Download (180kB) |
|
Text
S_SOS_2005740_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (4MB) |
Abstract
ANALISIS PENGGUNAAN ABUSIVE LANGUAGE SEBAGAI INDIKATOR KEAKRABAN DALAM PEER GROUP Muhammad Ghazi Haqqani Pendidikan Sosiologi Univeristas Pendidikan Indonesia ghazihaqqani@upi.edu ABSTRAK Bahasa kasar menjadi sebuah bahasa yang tabu digunakan di dalam masyarakat karena tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Dewasa ini bahasa kasar kerap kali digunakan oleh siswa sebagai bahasa tongkrongan dalam peer group pertemanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemaknaan bahasa kasar bagi siswa melalui teori dekonstuksi di daerah Cimahi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi. Wawancara dilakukan pada 10 siswa dipilih secara purposive sampling yang dianggap mempresentasikan fenomena penggunaan bahasa kasar siswa dalam peer group. Data dianalisis secara interpretatif dan keabsahan data didapatkan melalui teknik triangulasi metode. Hasil penelitian menunjukan bahwa bahasa kasar menjadi bahasa yang harus digunakan dalam peer group yang mempunyai standar penggunaan bahasa kasar di dalamnya. Bahasa kasar dimaknai sebagai pelengkap ketika berinteraksi dengan peer group dengan menyisipkannya dalam candaan. Hal ini sesuai dengan teori dekonstruksi yang menganggap bahwa tulisan atau bahasa tidak memiliki arti yang absolut, karena tulisan atau bahasa selalu dipengaruhi oleh ruang dan waktu. Dorongan penggunaan bahasa kasar siswa dipengaruhi oleh faktor teman sebaya dan lingkungan yang menormalkan penggunaan bahasa kasar ketika berinteraksi. Hal ini mengakibatkan siswa secara spontan mengucapkan bahasa kasar sehingga secara tidak sadar menjadi suatu bahasa yang normal. Walaupun demikian siswa memiliki kontrol diri atau prinsip sehingga siswa hanya menggunakan bahasa kasar di dalam peer group dan ketika berada diluar peer group akan berusaha untuk menjunjung tinggi nilai dan norma berupa sopan santun dan adab dalam berinteraksi dengan masyarakat. Kata Kunci: Bahasa kasar, peer group, keakraban, dorongan, kontrol diri ANALYSIS OF THE USE OF ABUSIVE LANGUAGE AS AN INDICATOR OF FAMILIARITY IN A PEER GROUP Muhammad Ghazi Haqqani Pendidikan Sosiologi Univeristas Pendidikan Indonesia ghazihaqqani@upi.edu ABSTRACT Abusive language is a taboo language used in society because it is not in accordance with applicable values and norms. Nowadays, abusive language is often used by students as a way of hanging out in peer groups. This research aims to analyze the meaning of abusive language for students through deconstruction theory in the Cimahi area. This research uses a qualitative phenomenological. Interviews were conducted with 10 students selected by purposive sampling who were considered to represent the phenomenon of students using abusive language in peer groups. The data was analyzed interpretively and the validity of the data was obtained through method triangulation techniques. Research results show that abusive language is a language that must be used in peer groups that have standards for the use of abusive language in them. Abusive language is interpreted as a complement when interacting with peer groups by inserting it into jokes. This is accordance with deconstruction theory which considers that writing or language does’t have absolute meaning, because writing or language is always influenced by space and time. Encouragement for student to use abusive language is influenced by peer group and environment which normalizes abusive language when interacting. This results student spontaneously speaking abusive language so that it unconsciously becomes normal. However, students have self-control or principles so they only use abusive language within the peer group, when outside the peer group they will try to uphold values and norms in the form of politeness and etiquette in interacting with society. Keywords: Abusive language, peer group, familiarity, encouragement, self-control
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | https://scholar.google.com/citations?view_op=new_articles&hl=en&imq=Muhammad+Ghazi+Haqqani# Sinta ID: 5993561 Sinta ID: 6712382 |
Uncontrolled Keywords: | Bahasa kasar, peer group, keakraban, dorongan, kontrol diri Abusive language, peer group, familiarity, encouragement, self-control |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Sosiologi |
Depositing User: | Muhammad Ghazi Haqqani |
Date Deposited: | 16 Sep 2024 15:23 |
Last Modified: | 16 Sep 2024 15:23 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/124772 |
Available Versions of this Item
-
ANALISIS PENGGUNAAN ABUSIVE LANGUAGE SEBAGAI INDIKATOR KEAKRABAN DALAM PEER GROUP. (deposited UNSPECIFIED)
- ANALISIS PENGGUNAAN ABUSIVE LANGUAGE SEBAGAI INDIKATOR KEAKRABAN DALAM PEER GROUP. (deposited 16 Sep 2024 15:23) [Currently Displayed]
Actions (login required)
View Item |