Revina Putri Felissa, - (2024) DAMPAK KEBIJAKAN ASIMILASI MASA PEMERINTAHAN ORDE BARU TERHADAP PERKEMBANGAN IDENTITAS SOSIAL BUDAYA ETNIS TIONGHOA TAHUN 1966-1998. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
S_SEJ_2006787_Title.pdf Download (545kB) |
|
Text
S_SEJ_2006787_Chapter1.pdf Download (241kB) |
|
Text
S_SEJ_2006787_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (278kB) |
|
Text
S_SEJ_2006787_Chapter3.pdf Download (271kB) |
|
Text
S_SEJ_2006787_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (293kB) |
|
Text
S_SEJ_2006787_Chapter5.pdf Download (88kB) |
|
Text
S_SEJ_2006787_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (1MB) |
Abstract
Skripsi ini berjudul “Dampak Kebijakan Asimilasi Masa Pemerintahan Orde Baru Terhadap Perkembangan Identitas Sosial Budaya Etnis Tionghoa Tahun 1966-1998”. Kebijakan asimilasi yang dikeluarkan oleh pemerintah Orde Baru bertujuan agar etnis Tionghoa dapat meleburkan kebudayaannya ke dalam kebudayaan masyarakat Indonesia. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis dalam mengkaji dan memahami lebih lanjut kebijakan asimilasi terhadap identitas sosial budaya etnis Tionghoa pada masa Orde Baru. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pemerintah Orde Baru menerapkan kebijakan asimilasi yang berdampak pada kehidupan etnis Tionghoa dan penerapan kebijakan asimilasi tersebut membatasi kehidupan etnis Tionghoa dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang sosial dan budaya. Masalah utama yang dikaji dalam skripsi ini adalah “Bagaimana pelaksanaan kebijakan pemerintah Orde Baru terhadap etnis Tionghoa yang mempengaruhi identitas sosial budaya pada tahun 1966- 1998?”. Permasalahan ini dikaji dengan menggunakan metode historis yang terbagi dalam empat langkah, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Adapun untuk teknik pengumpulan data menggunakan teknik studi literatur. Berdasarkan hasil dari penelitian dapat dijelaskan bahwa: Pertama, pemerintah Orde Baru menerapkan kebijakan asimilasi dilatarbelakangi oleh munculnya ide asimilasi dari tokoh-tokoh Tionghoa dan menjadikan ide tersebut sebagai kebijakan negara secara resmi untuk menyelesaikan permasalahan Tionghoa di Indonesia. Kedua, dalam pelaksanaan kebijakan asimilasi di bidang sosial budaya, etnis Tionghoa harus mengganti nama dengan berlafalan Indonesia, dilarang menggunakan aksara Mandarin di berbagai media massa dan nama toko atau perusahaan serta mereka tidak boleh melaksanakan ibadah diluar rumah. Ketiga, kebijakan asimilasi tersebut membatasi ruang gerak etnis Tionghoa di berbagai bidang kehidupan dan memberikan dampak negatif dan positif kepada etnis Tionghoa. This thesis is entitled “The Impact of the Assimilation Policy of the New Order Government on the Development of Ethnic Chinese Socio-Cultural Identity in 1966–1998." The assimilation policy that has been set by the New Order government aims to allow ethnic Chinese to integrate their culture into the culture of Indonesian society. This research is prompted by the author's interest in studying and further understanding the assimilation policy regarding the socio-cultural identity of ethnic Chinese in the New Order era. The purpose of this research is to find out how the New Order government implemented an assimilation policy that had an impact on the lives of ethnic Chinese and how the implementation of the assimilation policy limited the lives of ethnic Chinese in various fields, especially in the social and cultural fields. The main problem studied in this thesis is “How did the implementation of the New Order government's policy towards ethnic Chinese affect their socio-cultural identity in 1966–1998?" This problem is studied using the historical method, which is divided into four steps, such as heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. Furthermore, the data collection technique uses the study of literature. Based on the results of the research, it can be explained that: First, the New Order government implemented the assimilation policy against the backdrop of the emergence of assimilation ideas from Tionghoa figures and made the idea an official state policy to solve Chinese problems in Indonesia. Second, in the implementation of the assimilation policy in the socio-cultural field, ethnic Chinese must change their names to Indonesian pronunciation, they are prohibited from using Mandarin characters in various mass media and shop or company names, and not allowed to worship outside the home. Third, the assimilation policy limits the space for ethnic Chinese to move in various fields of life and has negative and positive impacts on ethnic Chinese.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | https://scholar.google.co.id/citations?view_op=new_articles&hl=id&imq=Revina+Putri+Felissa# SINTA ID : 5984366 SINTA ID : 5977199 |
Uncontrolled Keywords: | Kebijakan Asimilasi, Orde Baru, Etnis Tionghoa Assimilation Policy, New Order, Chinese Ethnic |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan Sejarah |
Depositing User: | Revina Putri Felissa |
Date Deposited: | 17 Sep 2024 00:23 |
Last Modified: | 17 Sep 2024 00:23 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/124753 |
Actions (login required)
View Item |