TRANSFORMASI TRADISI BABARIT DI DESA BUNIGEULIS KECAMATAN HANTARA KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2007-2022

Arsy Nurhaya Hararits, - (2024) TRANSFORMASI TRADISI BABARIT DI DESA BUNIGEULIS KECAMATAN HANTARA KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2007-2022. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

	Text S_SEJ_2008702_Title.pdf Download (601kB)
	Text S_SEJ_2008702_Chapter1.pdf Download (192kB)
	Text S_SEJ_2008702_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (302kB)
	Text S_SEJ_2008702_Chapter3.pdf Download (261kB)
	Text S_SEJ_2008702_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (2MB)
	Text S_SEJ_2008702_Chapter5.pdf Download (158kB)
	Text S_SEJ_2008702_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (2MB)

Abstract

Skripsi ini berjudul “Transformasi Tradisi Babarit di Desa Bunigeulis Kecamatan Hantara Kabupaten Kuningan Tahun 2007-2022”. Babarit merupakan tradisi masyarakat Sunda yang berfungsi sebagai tolak bala dan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas tumbuhnya padi di sawah. Alasan penulis mengkaji tradisi ini adalah karena terjadinya perubahan dalam tradisi Babarit di Desa Bunigeulis pada tahun 2007 berupa penambahan rangkaian acara. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pelaksanaan tradisi Babarit di Desa Bunigeulis sebelum tahun 2007, mendeksripsikan perubahan yang terjadi pada tradisi Babarit tahun 2007, mendeksripsikan dinamika yang terjadi dalam tradisi Babarit dari tahun 2007-2022, dan menganalisis upaya pelestarian yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat setempat terhadap tradisi Babarit. Metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yang meliputi tahapan heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Adapun teknik yeng digunakan dalam pengumpulan data adalah melalui studi pustaka, studi dokumentasi, dan wawancara. Berdasarkan penelitian ini penulis berhasil menemukan beberapa temuan. Pertama, pelaksanaan tradisi Babarit sebelum tahun 2007 hanyalah Ngukus, Sembah Sujud ke Arah 4 Penjuru, Mamaca, Makan Bersama, dan Nyungsung. Kedua, setelah perubahaan terjadi penambahan rangkaian acara yaitu menjadi Ngukus, Sembah Sujud ke Arah 4 Penjuru, Mamaca, Shalat Magrib Berjamaah, Tawassul, Membaca Surat Yasin, Makan Bersama, dan Nyungsung. Ketiga, dinamika yang terjadi dalam tradisi Babarit dapat diuraikan dalam tiga periode pimpinan kepala desa. Keempat, upaya pelestarian yang dilakukan oleh pemerintah setempat adalah dengan merumuskan kebijakan pelestarian kebudayaan, sementara itu upaya dari masyarakat adalah dengan senantiasa menyediakan kebutuhan agar Babarit dapat dilaksanakan setiap tahunnya. This thesis is entitled "Transformation of the Babarit Tradition in Bunigeulis Village, Hantara District, Kuningan Regency, 2007-2022". Babarit is a Sundanese tradition that functions as a source of reinforcements and an expression of gratitude to God for the growth of rice in the rice fields. The reason the author studied this tradition was because there was a change in the Babarit tradition in Bunigeulis Village in 2007 in the form of the addition of a series of events. This research aims to explain the implementation of the Babarit tradition in Bunigeulis Village before 2007, describe the changes that occurred in the Babarit tradition in 2007, describe the dynamics that occurred in the Babarit tradition from 2007-2022, and analyze the conservation efforts carried out by the government and local community towards Babarite tradition. The method used is a historical research method which includes heuristic, criticism, interpretation and historiography stages. The techniques used in collecting data are through literature study, documentation study, and interviews. Based on this research, the author managed to find several findings. First, the implementation of the Babarit tradition before 2007 was only Ngukus, Prostrate Worship towards the 4 Corners, Mamaca, Eating Together, and Nyungsung. Second, after the changes there was an addition to the series of events, namely Ngukus, Prostrations to the 4 Directions, Mamaca, Congregational Maghrib Prayer, Tawassul, Reading Surah Yasin, Eating Together, and Nyungsung. Third, the dynamics that occur in the Babarit tradition can be described in three periods of village head leadership. Fourth, the conservation efforts carried out by the local government are by formulating cultural preservation policies, while the efforts of the community are to always provide the necessities so that Babarit can be implemented every year.

Item Type:	Thesis (S1)
Additional Information:	https://scholar.google.com/citations?hl=en&user=2yCOVdMAAAAJ ID SINTA Dosen Pembimbing: Didin Saripudin: 5984366 Ayi Budi Santosa: 5992658
Uncontrolled Keywords:	Transformasi, Tradisi Babarit, Desa Bunigeulis, Warisan Budaya Tak Benda. Transformation, Babarit Tradition, Bunigeulis Village, Intangible Cultural Heritage.
Subjects:	D History General and Old World > D History (General) G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology G Geography. Anthropology. Recreation > GR Folklore
Divisions:	Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan Sejarah
Depositing User:	Arsy Nurhaya Hararits
Date Deposited:	22 Aug 2024 03:59
Last Modified:	22 Aug 2024 03:59
URI:	http://repository.upi.edu/id/eprint/120173

Actions (login required)

View Item