EARLY DETECTION OF PSYCHOSEXUAL IN ADOLESCENT

Anggi Egliana Putri, - (2024) EARLY DETECTION OF PSYCHOSEXUAL IN ADOLESCENT. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
TA_ART_S_KPR_2008250_SK.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (17MB)
[img] Text
TA_ART_S_KPR_2008250_ART.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (203kB)
[img] Text
3124
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (52kB)
Official URL: https://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index....

Abstract

Perkembangan psikoseksual remaja berada pada fase genital, pada fase ini terjadi kematangan fungsi seksual. Masa remaja masih belajar untuk mengeksplorasi bidang seksualitas yang baru dan asing, oleh karena itu remaja rentan terhadap dampak penyimpangan seksual yang termasuk dalam gangguan psikoseksual. Deteksi dini merupakan langkah awal untuk mencegah gangguan psikoseksual pada remaja. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi psikoseksual yang terjadi pada remaja. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan analisis data univariat. Populasi penelitian berjumlah 1027 dengan jumlah sampel 288 responden dengan menggunakan teknik Stratified Random Sampling. Instrumen yang digunakan adalah Bem Sex Inventory (BSRI) untuk mendeskripsikan identitas gender yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan Cronbach's alpha sebesar 0,868 dan Instrumen Skala Likert untuk mendeskripsikan orientasi seksual yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan Cronbach's alpha sebesar 0,702. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner untuk mengukur identitas gender dan orientasi seksual. Hasil: Dalam mengukur identitas gender, sebagian besar responden, 95 orang (32,99%) memiliki identitas gender androgini, 93 responden (32,29%) memiliki identitas gender yang tidak terdiferensiasi, sebagian responden, 20 siswa laki-laki (6,94%) memiliki identitas maskulin dan sebanyak Siswa perempuan sebanyak 59 orang (20,49%) mempunyai sifat feminin, 6 orang siswa perempuan (2,08%) mempunyai sifat maskulin dan 15 orang siswa laki-laki (5,21%) mempunyai sifat feminin. Sedangkan hasil pengukuran orientasi seksual menunjukkan mayoritas pelajar dan siswi mempunyai minat heteroseksual, 276 responden (95,83%) dan 12 responden (4,17%) beresiko memiliki minat non heteroseksual. Kesimpulan: Sebagian besar responden mempunyai identitas gender Androgini dan orientasi seksual Heteroseksual. Adolescent psychosexual development is in the genital phase, in this phase there is maturity of sexual function. Adolescence is still learning about exploring new and unfamiliar areas of sexuality, therefore adolescents are vulnerable to the impact of sexual deviations which are included in psychosexual disorders. Early detection is the first step to prevent psychosexual disorders in adolescents. Objective: This research aims to determine the psychosexual conditions that occur in adolescents. This research is a quantitative study employing Univariate data analysis. The study population amounted to 1027 with a sample size of 288 respondents using the Stratified Random Sampling technique. The instrument used is the Bem Sex Inventory (BSRI) to describe gender identity which has been tested for validity and reliability with a Cronbach's alpha of 0.868 and a Likert Scale Instrument to describe sexual orientation which has been tested for validity and reliability with a Cronbach's alpha of 0.702. Data collection techniques were carried out by distributing questionnaires to measure gender identity and sexual orientation. In measuring gender identity, the majority of respondents, 95 people (32.99%) have an androgynous gender identity, 93 respondents (32.29%) have gender undifferentiated, some respondents, 20 male students (6.94%) have masculine and as many as 59 female students (20.49%) have feminine traits, 6 female students (2.08%) have masculine traits and 15 male students (5.21%) have feminine traits. Meanwhile, the results of measuring sexual orientation showed that the majority of students and female students have heterosexual interests, 276 respondents (95.83%) and 12 respondents (4.17%) have non-heterosexual interests. Most respondents have an Androgynous gender identity and a Heterosexual sexual orientation.

Item Type: Thesis (S1)
Additional Information: https://scholar.google.com/citations?view_op=list_works&hl=id&authuser=2&user=C4DO7ukAAAAJ ID Sinta Dosen Pembimbing Reni Nuryani: 6130790 Sri Wulan Lindasari: 6136922 Karya ini adalah tugas akhir setara dengan skripsi sesuai dengan SK Dirut UPI Kampus Daerah Sumedang Nomor: T-3476/UN40.C2/PK.05.00/2024
Uncontrolled Keywords: adolescent, early detection, gender identity, psychosexual, sexual orientation
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: UPI Kampus Sumedang > S1 Keperawatan
Depositing User: Anggi Egliana Putri
Date Deposited: 18 Sep 2024 00:49
Last Modified: 18 Sep 2024 00:49
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/119303

Actions (login required)

View Item View Item