EUFEMISME DAN DISFEMISME DALAM WACANA PELECEHAN ANAK DI BAWAH UMUR PADA MEDIA ONLINE: Sebuah Kajian Analisis Wacana Kritis

Elda Mnemonica Rosadi, - (2024) EUFEMISME DAN DISFEMISME DALAM WACANA PELECEHAN ANAK DI BAWAH UMUR PADA MEDIA ONLINE: Sebuah Kajian Analisis Wacana Kritis. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

	Text T_LING_2002122_Title.pdf Download (383kB)
	Text T_LING_2002122_Chapter1.pdf Download (188kB)
	Text T_LING_2002122_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (405kB)
	Text T_LING_2002122_Chapter3.pdf Download (239kB)
	Text T_LING_2002122_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (826kB)
	Text T_LING_2002122_Chapter5.pdf Download (176kB)
	Text T_LING_2002122_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (497kB)

Abstract

Maraknya pemberitaan kasus pelecehan anak dibawah umur menjadi topik yang hangat diberbagai media masa. Penggunaan eufimisme dan disfemisme seringkali digunakan untuk penulisan judul dan isi berita yang ditulis oleh wartawan yang bertujuan untuk membuat makna lebih halus dan kasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bentuk-bentuk eufimisme dan disfemisme berdasarkan konsep Allan dan Burridge (1991) serta untuk mengetahui representasi anak di bawah umur sebagai korban pelecehan seksual. Analisis data dilakukan dengan merujuk pada konsep analisis wacana kritis model van Dijk. Metode yang digunakan yaitu deskriprif kualitatif guna menjelaskan wacana pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur di dua media online yaitu Sindonews.com dan DetikNews.com. Analisis menemukan bahwa bahwa penggunaan eufimisme dalam pemberitaan pelecehan seksual anak dibawah umur mendominasi dibandingkan penggunaan disfemisme. Penggunaan eufimisme yang ada pada media online Sindonews.com sebanyak 32% sementara pada DetikNews.com 21.1%. Jumlah disfemisme yang ditemukan pada media online Sindonews.com sebanyak 45% sementara pada DetikNews.com sebanyak 57,4%. Representasi anak di bawah umur sebagai korban pelecehan seksual dalam wacana di media online digambarkan sebagai sesosok yang lemah, tidak memiliki daya untuk memberikan perlawanan. ABSTRACT The recent news of child abuse cases has become trending topic in various mass media. Euphemisms and dysphemisms are often used for writing headlines and news content written by journalists which aims to make the meaning more subtle and coarse. This study aims to reveal the forms of euphemism and dysphemism based on the concept of Allan and Burridge (1991) and to identify the representation of minors as victims of sexual abuse. Data analysis was conducted by referring to the concept of van Dijk's critical discourse analysis model. The method used is qualitative descriptive to explain the discourse of sexual abuse of minors in two online media, namely Sindonews.com and DetikNews.com. The analysis found that the use of euphemism in the reporting of sexual abuse of minors dominates compared to the use of dysphemism. The use of euphemisms in Sindonews.com online media is 32% while in DetikNews.com it is 21.1%. The number of dysphemisms found on Sindonews.com online media is 45% while on DetikNews.com it is 57.4%. The representation of minors as victims of sexual harassment in online media discourse is portrayed as weak, powerless, and unable to defend.

Item Type:	Thesis (S2)
Additional Information:	https://scholar.google.com/citations?user=cYfFBAcAAAAJ&hl=id Sinta ID Dosen pembimbing Wawan Gunawan: 5994823 Yanty Wirza:6658778
Uncontrolled Keywords:	Eufimisme, Disfemisme, Pelecehan Anak, Analisis Wacana Kritis Euphemism, Dysphemism, Child Abuse, Critical Discourse Analysis
Subjects:	H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman P Language and Literature > P Philology. Linguistics
Divisions:	Sekolah Pasca Sarjana > Linguistik S-2
Depositing User:	Elda Mnemonica Rosadi
Date Deposited:	02 Jul 2024 06:45
Last Modified:	02 Jul 2024 06:45
URI:	http://repository.upi.edu/id/eprint/118586

Actions (login required)

View Item