PEMBINAAN PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR (SD) : Penelitian Tentang Efektifitas Sistem Pengembangan Profesional Guru SD Di Kodya Bandung, Jawa Barat

Nurhattati, (2013) PEMBINAAN PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR (SD) : Penelitian Tentang Efektifitas Sistem Pengembangan Profesional Guru SD Di Kodya Bandung, Jawa Barat. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img]
Preview
Text
T_ADPEN_9132317_Title.pdf

Download (209kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_ADPEN_9132317_Abstract.pdf

Download (363kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_ADPEN_9132317_Table_Of_Content.pdf

Download (300kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_ADPEN_9132317_Chapter1.pdf

Download (1MB) | Preview
[img] Text
T_ADPEN_9132317_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (3MB)
[img]
Preview
Text
T_ADPEN_9132317_Chapter3.pdf

Download (1MB) | Preview
[img] Text
T_ADPEN_9132317_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (3MB)
[img] Text
T_ADPEN_9132317_Chapter5.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (2MB)
[img]
Preview
Text
T_ADPEN_9132317_Chapter6.pdf

Download (637kB) | Preview
[img]
Preview
Text
T_ADPEN_9132317_Bibliography.pdf

Download (691kB) | Preview
[img] Text
T_ADPEN_9132317_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (424kB)

Abstract

Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan dasar yang bertujuan memberikan kemampuan dasar bagi peserta didik yanq diharapkan akan menjadi pijakan bagi keberhasilan pendidikan di jenjang selanjutnya. Pada kenyataannya kondisi SD di Indonesia secara kuantitatif relatif memadai, namun di pihak lain kondisi tersebut belum menampakkan kualitas yanq diharapkan. Untuk itu pemerintah telah melakukan berbagai upaya perbaikan kualitas, yang salah satunya melalui pembinaan profesional guru. Dalam pelaksanaannya pembinaan profesional guru di setiap daerah memiliki keragaman. Keragaman tersebut melahirkan keragaman hasil pembinaan , yang pada gilirannya melahirkan keragaman hasil pendidikan pula. Kodya Bandung sebagai daerah yang memiliki kepadatan dan dinamika penduduk cukup tinggi, memiliki sekolah cukup banyak, latar sosial budaya perkotaan tentu saja memerlukan penanganan pendidikan yang profesional, termasuk penanganan pembinaan gurunya, sebagai salah satu faktor terpentingnya. Penelitian ini memfokuskan pada bagaimanakah sistem pembinaan profesional guru SD Kodya Bandung baik yang dilaksanakan di tinqkat wilayah (Bid. Pendas Depdikbud dan Dinas P dan K wilayah DT Jabar), di tingkat Kodya (Seksi Pendas Depdikbud dan Dinas P dan K DT II Kodya Bandung), di tingkat kecamatan (Kandepdikbud Cam, penilik dan Kepala Sekolah). Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pembinaan profesional guru SD Kodya Bandung, dan melihat tingkat efektifitasnya terhadap kemampuan mengajar guru, serta mengetahui peluang pengembangan sistem pembinaan yang dilaksanakan. iietoda penelitian menggunakan metoda kualitatif yaitu penelitian yanq mencoba mendeskripsikan dan memahami keseluruhan perilaku manusia secara empirik berdasar titik pandang mereka sendiri, bersifat naturalistik, yaitu mengangkat fenomena seadanya dengan jalan menceburkan diri secara langsung di lapanqan untuk menjaring data secara luas, kaya, real hingga dapat digeneralisir menjadi kesimpulan absah. Penelitian berlokasi di Kodya Bandung, melingkupi 26 kecamatan, membawahi 982 SD Negeri dan swasta. Sumber data adalah para pembina yang berkedudukan di tingkat wilayah DT I dan II, para Kandepdikbudcam, penilik, kepala sekolah dan guru SD. Jumlah sumber data diamb.il secara purposif sesuai karakteristik yang dituju. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara herfokus, observasi dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan melalui tahap orientasi, eksplorasi dan member-check. Untuk memperoleh keabsahan penelitian menggu nakan sejumlah kriteria yaitu kriteria kredibi1 itas, trans ferabilitas, dependabi1itas dan konfirmabilitas. Sedang analisis data dilakukan melalui tahapan penelaahan dan reduksi data, unitisasi, kategorisasi dan penafsiran. Penelitian ini menemukan bahwa pembinaan profesional guru SD Kodya Bandung dilaksanakan di tingkat wilayah DT I, wilayah DT II (Kodya), di tingkat kecamatan dan sekolah. Pembinaan di tingkat wilayah DT I, dilaksanakan Bid. Dikdas Kanwil Depdikbud Jabar, yang dilakukan melalui rapat Kasi Dikdas, penataran profesional, lomba guru teladan, lomba bidang studi, publikasi media. Sedangkan yang dilaksa nakan Dinas P dan K DT I Jabar meliputi penataran wawasan IPTEK, penataran muatan lokal dan penataran baca tulis, hitung. Terjadi dualisme pembinaan di tingkat wilayah hal tersebut melahirkan tidak efektifnya pembinaan. Kurang mampunya/keenqganan kedua instansi menerjemahkan kebijaksanaan, kekakuann birokrasi pengurusan SD menyebabkan pembi naan profesional kurang efektif. Dilihat dari sistem pembi naan terdapat keragaman hasil. Kunjungan daerah dan rapat. kasi se propinsi yang paling dirasakan manfaatnya. Berbagai jenis penataran profesional cukup relevan dengan kebutuhan guru, sedangkan berbagai lomba dan penataran IPTEK menunjukkan relevansinya yang kurang. Pembinaan yanq di tingkat Kodya dilaksanakan seksi Dikdas Depdikbud Kodya dengan dua sistem pembinaan yaitu SPP melalui wadah KKPS, dan non SPP meliputi penataran profe sional dan berbagai lomba. Penataran profesional memiliki manfaat besar bagi guru, sedangkan berbagai lomba kurang bermanfaat. Pembinaan SPP melalui KKPS sangat berguna karena terjadi koordinasi dan konsultasi yang melahirkan persepsi, orientasi serta dasar pijakan bagi penilik, kepala sekolah dan guru da lam proses pembinaan. Dinas P dan K DT II Kodya Eiandunq walau telah memiliki otonomi, hanya berperan merekrut peserta pembinaan. Kondisi tersebut karena penerima otonomi belum siap untuk melaksanakan otonomi yang dimilikinya. Di tingkaxt kecamatan pembinaan dilaksanakan melalui sistem umum (konvensional), seperti penataran dan lomba serta sistem khusus ( SPP, penilik dan kepala sekolah). Penataran, lomba berjalan baik. SPP diberbagai kecamatan efektifitasnya beragam yang tergantung pada letak geografis, tuntutan masyarakat, kualitas pembina serta kelengkapan sarana. Terdapat hubungan efektifitas antara KKG, PK6 dan KKKS. Pembinaan yang dilakukan penilik dan kepala sekolah belum menunjukkan hasil yang mengembirakan, dikarenakan kekurang fahaman penilik dan kepala sekolah terhadap peran dan fungsinya sebagai pembina. Sehubungan dengan temuan tersebut, direkomendasikan perlunya 1) Perumusan ulang konsep pembinaan profesional guru SD di Indonesia, 2) Remodifikasi perundangan/peraturan yanq berkaitan dengan pembinaan guru, 3) Pembina guru harus melibatkan lembaga pendidikan guru (LPTK), pengguna guru, dan organisasi profesi guru, 4) Pelatihan bagi para pembuat kebijakan, 5) Penyadaran yang intensif tentang pentingnya pembinaan guru pada pihak yang terkait, 6) Kesesuaian pembi naan dengan kebutuhan dasar yang dirasakan guru, 7) Analisis jabatan bagi penilik dan kepala sekolah, 8) program pelatih an bagi penilik dan kepala sekolah, 9) Pengangkatan penilik dan kepala sekolah yang selektif, dan 10) Wadah KKPS, KKKS, PKG dan KKG dikembangkan.

Item Type: Thesis (S2)
Subjects: Universitas Pendidikan Indonesia > Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Pendidikan Indonesia > Sekolah Pasca Sarjana > Administrasi Pendidikan S-2
Divisions: Sekolah Pasca Sarjana > Administrasi Pendidikan S-2
Depositing User: Riki N Library ICT
Date Deposited: 30 Aug 2013 18:49
Last Modified: 30 Aug 2013 18:49
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/1175

Actions (login required)

View Item View Item