REPRESENTASI BUDAYA DALAM PERAYAAN HINAMATSURI DAN TANGO NO SEKKU DI MIYAJIMA

Dita Febriana, - (2024) REPRESENTASI BUDAYA DALAM PERAYAAN HINAMATSURI DAN TANGO NO SEKKU DI MIYAJIMA. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
S_JEP_1900126_Title.pdf

Download (778kB)
[img] Text
S_JEP_1900126_Chapter1.pdf

Download (120kB)
[img] Text
S_JEP_1900126_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1MB)
[img] Text
S_JEP_1900126_Chapter3.pdf

Download (556kB)
[img] Text
S_JEP_1900126_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (7MB)
[img] Text
S_JEP_1900126_Chapter5.pdf

Download (111kB)
[img] Text
S_JEP_1900126_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (901kB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Perayaan merupakan salah satu bentuk budaya yang dilakukan orang Jepang hingga saat ini. Salah satu perayaan yang masih dilakukan orang Jepang hingga saat ini adalah perayaan hinamatsuri dan tango no sekku. Seiring perubahan zaman, perayaan yang dilakukan orang Jepang akan mengalami perubahan. Perubahan yang terdapat dalam perayaan harus diketahui oleh pemelajar bahasa dan budaya Jepang dengan tujuan mengetahui informasi terbaru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna denotasi, konotasi, dan mitos yang terdapat pada hina ningyo dan koinobori sebagai tanda visual yang menjadi simbol perayaan hinamatsuri dan tango no sekku, serta mengetahui representasi budaya dalam perayaan hinamatsuri dan tango no sekku di Miyajima. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan semiotika Roland Barthes. Metode tersebut dipilih untuk mengetahui informasi yang mendalam mengenai pengalaman informan mengenai objek yang diteliti dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini merupakan 10 orang Jepang yang bekerja atau tinggal di Miyajima. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa orang Jepang terutama yang berusia muda di masa kini kurang mengetahui mengenai kebudayaannya sendiri. Selain itu, cara pandang orang Jepang mengenai perayaan hinamatsuri dan tango no sekku telah mengalami perubahan. Saat ini kedua perayaan tersebut di pandang sebagai tradisi acara tahunan biasa. Cara hidup orang Jepang di masa kini yang tinggal di apartemen, menyendiri, dan kurangnya minat dalam merayakan perayaan membuat perubahan pada hina ningyo dan koinobori. Perubahan ukuran, dibuangnya boneka hina dan koinobori, serta memudarnya kepercayaan yang dipercayai oleh orang Jepang menjadi perubahan yang terjadi. Celebrations are a form of culture that the Japanese still do until today. One of the celebrations that Japanese people still celebrate until now is the celebration of hinamatsuri and tango no sekku. As times change, the celebrations that the Japanese celebrate will change. It is important for learners of Japanese language and culture to know the latest information about the celebrations. The purpose of this study is to find out the denotation, connotation, and mythical meanings contained in hina ningyo and koinobori as visual signs that symbolize the celebration of hinamatsuri and tango no sekku, and to find out the cultural representation in the celebration of hinamatsuri and tango no sekku in Miyajima. The method used in this research is descriptive qualitative method with Roland Barthes semiotic approach. The method was chosen to find out in-depth information about the informant's experience of the object under study in the research. The data collection techniques used during this research were interviews, observations, and documentation studies. The informants in this study were 10 Japanese people who work or live in Miyajima. The results in this study show that Japanese people, especially young people today, know less about their own culture. In addition, the way Japanese people view hinamatsuri and tango no sekku celebrations has changed. Nowadays, both celebrations are seen as ordinary annual traditions. The present lifestyle of apartment-dwelling, solitary Japanese people and the lack of interest in celebrating festivals bring changes to hina ningyo and koinobori. The change in size, the discarding of hina dolls and koinobori, and the waning of Japanese beliefs are some of the changes that have occurred.

Item Type: Thesis (S1)
Additional Information: https://scholar.google.com/citations?view_op=new_profile&hl=en ID SINTA Dosen Pembimbing: Noviyanti Aneros: 5992199 Juju Juangsih: 5992349
Uncontrolled Keywords: Perayaan, Hinamatsuri, Representasi, Tango no sekku Celebration, Hinamatsuri, Representation, Tango no sekku
Subjects: L Education > L Education (General)
P Language and Literature > P Philology. Linguistics
Divisions: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang
Depositing User: Dita Febriana
Date Deposited: 30 Apr 2024 06:11
Last Modified: 30 Apr 2024 06:11
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/116965

Actions (login required)

View Item View Item