Sere Gabe Nauli Samosir, - (2023) PEMANFAATAN CITRA LANDSAT-8 MULTITEMPORAL DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN PESISIR TERHADAP ABRASI DI PESISIR KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Text
S_SIG_1909921_Title.pdf Download (1MB) |
|
Text
S_SIG_1909921_Chapter1.pdf Download (657kB) |
|
Text
S_SIG_1909921_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (813kB) |
|
Text
S_SIG_1909921_Chapter3.pdf Download (1MB) |
|
Text
S_SIG_1909921_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (20MB) |
|
Text
S_SIG_1909921_Chapter5.pdf Download (544kB) |
|
Text
S_SIG_1909921_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (2MB) |
Abstract
Pesisir Indonesia, termasuk Kabupaten Karawang, rentan terhadap dampak langsung perubahan iklim global seperti kenaikan suhu atmosfer, perubahan pola cuaca, dan kenaikan permukaan laut. Perubahan ini dapat memicu peningkatan bencana alam di wilayah pesisir. Kabupaten Karawang menjadi satu wilayah pesisir yang mengalami dampak bencana hidrometeorologi, terutama abrasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis perkembangan perubahan garis pantai selama 10 tahun terakhir, menganalisis tingkat kerentanan pesisir terhadap abrasi berdasarkan Coastal Vulnerability Index, serta menganalisis hubungan antara parameter CVI yang paling berpengaruh terhadap abrasi di Pesisir Kabupaten Karawang. Penelitian ini menggunakan metode penginderaan jauh dan sistem informasi geografis untuk memetakan perubahan garis pantai dan peta kerentanan terhadap abrasi di pesisir Kabupaten Karawang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total abrasi yang terjadi di Pesisir Kabupaten Karawang dalam 1 dekade terakhir sebesar -243,84 meter dengan laju abrasi yang mencapai -25,36 meter/tahun. Kecamatan Tirtajaya menjadi kecamatan pesisir yang mengalami abrasi tertinggi. Pesisir Kabupaten Karawang didominasi dengan tingkat kerentanan sangat rendah sekitar 54%. Wilayah dengan tingkat kerentanan rendah sebanyak 12%, sedangkan wilayah dengan tingkat kerentanan sedang mencapai 20%. Terdapat juga wilayah dengan tingkat kerentanan tinggi sebesar 14%, namun tidak terdapat wilayah dengan tingkat kerentanan sangat tinggi. Parameter yang paling dominan terhadap abrasi adalah geomorfologi dengan nilai koefisien regresi tertinggi yaitu sebesar 1,957. Selain itu, nilai Standarized Beta yang dihasilkan mencapai 0,837 dengan nilai signifikansi 0,000. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah penambahan parameter sosial-ekonomi guna menilai dampak langsungnya pada masyarakat setempat dan memperkuat nilai kerentanan pesisir. Indonesia's coastal areas, including Karawang Regency, are highly vulnerable to the direct impacts of global climate change such as rising atmospheric temperatures, changing weather patterns, and sea-level rise. These changes can potentially trigger increased natural disasters in coastal regions. Karawang Regency is one such coastal area experiencing the impacts of hydrometeorological disasters, particularly abrasion. This research aims to analyze the development of coastline changes over the past 10 years, assess coastal vulnerability to abrasion based on the Coastal Vulnerability Index (CVI), and analyze the relationship between the most influential CVI parameters on abrasion on the coastline of Karawang Regency. This research utilizes remote sensing and geographic information systems to map changes in the coastline from 2013, 2018 to 2023 and evaluate vulnerability to abrasion in the coastal areas of Karawang Regency. The research findings indicate a total abrasion of -243.84 meters in the coastal areas of Karawang Regency over the last decade, with an abrasion rate of -25.36 meters per year. Tirtajaya District is identified as the coastal district experiencing the highest level of abrasion. The coastal areas of Karawang Regency are predominantly characterized by a very low vulnerability level of approximately 54%. Regions with low vulnerability account for 12%, while those with moderate vulnerability reach 20%. There are also areas with high vulnerability, constituting 14%, though none fall under the category of very high vulnerability. Geomorphology emerges as the most dominant parameter influencing abrasion, with the highest regression coefficient of 1.957. Additionally, the resulting Standardized Beta value reached 0.837 with a significance value of 0.000. Suggestions for further research is the inclusion of socio-economic parameters to assess the direct impact on local communities and enhance the coastal vulnerability assessment.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Additional Information: | ID SINTA Dosen Pembimbing: Yakub Malik: 6148712 Hendro Murtianto: 6115607 |
Uncontrolled Keywords: | Abrasi, Akresi, IKP, SIG, Penginderaan Jauh Abrasion, Accretion, CVI, GIS, Remote Sensing |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) G Geography. Anthropology. Recreation > GB Physical geography |
Divisions: | Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Sains Informasi Geografi |
Depositing User: | Sere Gabe Nauli Samosir |
Date Deposited: | 20 Feb 2024 04:48 |
Last Modified: | 20 Feb 2024 04:48 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/115391 |
Actions (login required)
View Item |