MAKNA HIDUP SEORANG MANTAN PENGGUNA NAPZA YANG TELAH MENJALANI TAHAP REHABILITASI :STUDI EKSISTENSIAL PADA SEORANG MANTAN PENGGUNA NAPZA DI YAYASAN INSAN HAMDANI RUMAH CEMARA BANDUNG

Gia Nikawanti, - (2010) MAKNA HIDUP SEORANG MANTAN PENGGUNA NAPZA YANG TELAH MENJALANI TAHAP REHABILITASI :STUDI EKSISTENSIAL PADA SEORANG MANTAN PENGGUNA NAPZA DI YAYASAN INSAN HAMDANI RUMAH CEMARA BANDUNG. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
s_psi_055015_table_of_content.pdf

Download (250kB)
[img] Text
s_psi_055015_chapter1.pdf

Download (291kB)
[img] Text
s_psi_055015_chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (382kB)
[img] Text
s_psi_055015_chapter3.pdf

Download (289kB)
[img] Text
s_psi_055015_chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (471kB)
[img] Text
s_psi_055015_chapter5.pdf

Download (269kB)
[img] Text
s_psi_055015_bibliography.pdf

Download (253kB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Fenomena penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya bagaikan gunung es (ice berg) artinya yang tampak dipermukaan lebih kecil dibandingkan dengan yang tidak tampak, sehingga dari tahun ke tahun penyalahgunaan atau ketergantungan napza semakin meningkat. Menggunakan napza dapat membuat ketagihan atau kecanduan, karena semakin lama mengkonsumsi napza pengguna akan merasakan suatu kenikmatan, pecandu napza wajib menjalani pengobatan dan perawatan. Seseorang yang telah dinyatakan sembuh, setelah menjalani pengobatan dan rehabilitasi namun gagal berakomodasi maka dia akan jatuh kembali kepelukan npza bahkan bisa pada tingkat yang lebih parah dari pengobatan sebelumnya dan yang menjadi faktor individu kembali lagi menggunakan napza diantaranya adalah kekuatan mentalnya, kondisi lingkungannya serta statusnya di masyarakat. Untuk sembuh secara total maka harus dimulai dari kemuan individu tersebut, individu harus mempunyai semangat dan kemauan yang bulat untuk tidak lagi memakai napza, pilihannya yang pertama haruslah diputuskan sejauh menyangkut apa yang baik dan apa yang buruk bagi dirinya. Manusia pada prinsipnya adalah individu dan individu adalah identik dengan kebebasan. Setiap manusia, setiap individu mengkonstitusikan (menciptakan) diri dan dunianya melalui suatu pilihan bebas, yang dipilih dan diputuskan sendiri oleh manusia itu sendiri, tanpa pendirian yang tegas mengenai pilihan dasar ini sebenarnya ia tidak menjalani eksistensi. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin meneliti makna hidup pada seorang mantan pengguna napza yang telah menjanai tahap rehabilitasi. Penelitian ini merupakan suatu penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan eksistensial dengan menggunakan metode fenomenologi untuk mengungkap eksistensi dan pengalaman subyek. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dimana mengkhususkan pada subyek yang mengalami fenomena yang diteliti. Data dianalisis dengan menggunakan analisis eksistensial Søren Aabye Kierkegaard tentang tiga wilayah eksistensi manusia. Teknik pengambilan data dilakukan melalu wawancara dan observasi secara mendalam pada subyek. Hasil penelitian yang di dapat yaitu subyek memaknakan hidupnya secara estetis dimana orientasi hidup manusia sepenuhnya diarahkan untuk mendapatkan kesenangan. Pada tahap ini manusia dikuasai oleh libido, oleh prinsip-prinsip kesenangan yang hedonistic, dan biasanya bertindak menurut suasana hati (mood).

Item Type: Thesis (S1)
Additional Information: ID SINTA Dosen Pembimbing TATANG SYARIPUDIN: 5996282 DHARMA KESUMA: 5994667
Uncontrolled Keywords: MAKNA HIDUP, SEORANG MANTAN, NAPZA, TAHAP REHABILITASI, Yayasan Insan Hamdani, Rumah Cemara, Bandung.
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan > Program Studi Psikologi
Depositing User: Hikmal Fajar Fardyan
Date Deposited: 18 Oct 2023 07:34
Last Modified: 18 Oct 2023 07:34
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/110826

Actions (login required)

View Item View Item