TOLERANSI BERAGAMA PADA MASYARAKAT PENGANUT ALIRAN KEBATINAN PERJALANAN DI DESA PAKUTANDANG, CIPARAY, KABUPATEN BANDUNG

Ernawati, - (2023) TOLERANSI BERAGAMA PADA MASYARAKAT PENGANUT ALIRAN KEBATINAN PERJALANAN DI DESA PAKUTANDANG, CIPARAY, KABUPATEN BANDUNG. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
S_SOS_1802234_Title.pdf

Download (474kB)
[img] Text
S_SOS_1802234_Chapter1.pdf

Download (173kB)
[img] Text
S_SOS_1802234_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (262kB)
[img] Text
S_SOS_1802234_Chapter3.pdf

Download (191kB)
[img] Text
S_SOS_1802234_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (708kB)
[img] Text
S_SOS_1802234_Chapter5.pdf

Download (131kB)
[img] Text
S_SOS_1802234_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (299kB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Penganut kepercayaan pernah mendapatkan diskriminasi dalam hal administrasi kependudukan dan pernah mendapatkan diskriminasi dan intoleransi dari masyarakat sekitar.Aliran Kebatinan Perjalanan di Desa Pakutandang pernah mendapatkan diskriminasi dalam hal administrasi kependudukan. Selain itu, Aliran Kebatinan Perjalanan hidup berdampingan dengan masyarakat dari berbagai agama, sehingga berpengaruh terhadap sikap toleransi beragama Masyarakat terhadap penganut aliran kebatinan perjalanan. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui toleransi beragama terhadap penganut aliran kebatinan perjalanan di Desa Pakutandang, Ciparay. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Pakutandang yang menganut kepercayaan aliran kebatinan perjalanan, masyarakat beragama Islam, Kristen, dan Katolik, kepala Desa Pakutandang, Ketua Rukun Warga 15, dan Sesepuh Aliran Kebatinan Perjalanan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Toleransi beragama antar masyarakat Desa Pakutandang, khususnya terhadap penganut aliran kebatinan perjalanan terbagi menjadi 3 point utama, yaitu cara masyarakat menerima perbedaan antar umat beragama, cara masyarakat mengakui hak antar umat beragama, dan cara masyarakat menghargai eksistensi antar umat beragama. (2) Faktor pendorong toleransi beragama pada masyarakat Desa Pakutandang ada dua, yaitu kesadaran beragama dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial. sedangkan faktor penghambat toleransi beragama di Desa Pakutandang yaitu semangat kekeluargaan yang menurun dan fanatisme beragama. (3) Cara masyarakat mempertahankan kerukunan atau toleransi beragama di lingkungan Desa Pakutandang yaitu dengan membangun komunikasi yang baik antar warga yang berbeda agama atau kepercayaan, saling membantu dan gotong royong dalam kegiatan yang dilaksanakan, bersikap baik dan bijak dalam merespons atau menerima pendapat juga anggapan negatif dari orang lain. Believers have experienced discrimination in terms of population administration and have experienced discrimination and intolerance from the surrounding community. Aliran Kebatinan Perjalanan in Pakutandang Village has experienced discrimination in terms of population administration. Apart from that, the Traveling Mysticism sect lives side by side with people from various religions, thus influencing the community's attitude of religious tolerance towards adherents of the Aliran Kebatinan Perjalanan. The aim of this research is to determine religious tolerance towards adherents of the Aliran Kebatinan Perjalanan in Pakutandang Village, Ciparay. This research uses a qualitative approach with a case study method. Data collection techniques through observation, interviews and documentation. The informants in this research were the people of Pakutandang Village who adhere to the beliefs of the Traveling Mysticism sect, the Muslim, Christian and Catholic community, the head of Pakutandang Village, the Chairman of Rukun Warga 15, and the Elders of the Aliran Kebatinan Perjalanan. The results of the study show that: (1) Religious tolerance among Pakutandang village communities, especially towards adherents of the Aliran Kebatinan Perjalanan, is divided into 3 main points, namely the way society accepts differences between religious communities, the way society recognizes the rights of interfaith communities, and the way society respects the existence of interfaith communities. religious people. (2) There are two factors driving religious tolerance in the Pakutandang village community, namely religious awareness and community participation in social activities. while the inhibiting factors of religious tolerance in Pakutandang village are decreased family spirit and religious fanaticism. (3) The way the community maintains religious harmony or tolerance in the Pakutandang Village environment is by building good communication between residents of different religions or beliefs, helping each other and mutual cooperation in the activities carried out, being kind and wise in responding to or accepting opinions as well as negative assumptions from other people.

Item Type: Thesis (S1)
Additional Information: https://scholar.google.com/citations?user=wBNkQuYAAAAJ&hl=en SINTA ID: 5993561 SINTA ID: 6656623
Uncontrolled Keywords: Aliran Kebatinan Perjalanan, Interaksi Sosial, Mempertahankan Kerukunan, Toleransi Beragama. Aliran Kebatinan Perjalanan, Social Interaction, Maintaining Harmony. Religious Tolerance.
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Sosiologi
Depositing User: Ernawati
Date Deposited: 08 Oct 2023 08:08
Last Modified: 08 Oct 2023 08:08
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/109166

Actions (login required)

View Item View Item