ANALISIS KANDUNGAN ASAM FITAT TIGA BELAS KACANG-KACANGAN (LEGUM) LOKAL MENGGUNAKAN INSTRUMEN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Kinanti Aulia Putri, - (2023) ANALISIS KANDUNGAN ASAM FITAT TIGA BELAS KACANG-KACANGAN (LEGUM) LOKAL MENGGUNAKAN INSTRUMEN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
S_KIM_1909783_Appendix.pdf

Download (1MB)
[img] Text
S_KIM_1909783_Title.pdf

Download (1MB)
[img] Text
S_KIM_1909783_Chapters1.pdf

Download (275kB)
[img] Text
S_KIM_1909783_Chapters2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (731kB)
[img] Text
S_KIM_1909783_Chapters3.pdf

Download (463kB)
[img] Text
S_KIM_1909783_Chapters4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (802kB)
[img] Text
S_KIM_1909783_Chapters5.pdf

Download (254kB)
Official URL: http://repository.upi.edu/

Abstract

Stunting merupakan masalah yang marak terjadi di Indonesia yang mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak. Salah satu penyebab stunting adalah kurangnya asupan makronutrien yang dibutuhkan oleh tubuh akibat adanya gangguan penyerapan nutrisi oleh senyawa anti nutrisi pada makanan yang dikonsumsi. Salah satunya adalah asam fitat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan asam fitat pada tiga belas jenis kacang lokal menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Vis dan mengetahui hubungan antara kekerabatan tiga belas jenis kacang dengan kandungan asam fitat. Tiga belas tepung kacang kering diekstrak menggunakan HCl 2,4% dan kandungan asam fitatnya dianalisis menggunakan pereaksi Wade dan diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil absorbansi diolah menggunakan Excel untuk selanjutnya dilakukan analisis varians satu arah (ANOVA) dan uji lanjut Duncan menggunakan perangkat lunak SPSS 26. Dari data yang didapatkan, selanjutnya dibandingkan dengan pohon kekerabatan filogenetik dari ketiga belas sampel yang dibuat menggunakan perangkat lunak MEGA 11. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan asam fitat pada 13 jenis kacang lokal berbeda signifikan (p<0,05). Kacang gude, kacang tunggak, kacang hijau, kacang beras, dan kacang azuki termasuk kedalam kacang dengan kandungan asam fitat rendah (<0,165 mg/100g), kacang lurik, kacang borlotti, kacang panjang hitam, kacang buncis putih, kacang komak, dan kacang merah memiliki kandungan asam fitat yang sedang (0,166-0,217 mg/100g), dan untuk kacang koro benguk serta kacang kecipir termasuk kacang dengan asam fitat tinggi (>0,218 mg/100g). Hasil analisis hubungan antara kekerabatan kacang dengan kandungan asam fitat menunjukkan bahwa kacang yang berkerabat dekat pada genus yang sama memiliki kandungan asam fitat yang hampir sama. Hal ini dapat dilihat pada kacang genus Phaseolus memiliki kandungan asam fitat hampir sama dalam rentang 0,1938-0,2118 mg/100g dan kacang pada genus Vigna yang berbeda juga memiliki kandungan asam fitat yang hampir sama dalam rentang 0,1468-0,1773 mg/100g. Stunting is a widespread problem in Indonesia that results in growth disorders in children. One of the causes of stunting is the lack of macronutrient intake needed by the body due to the disruption of nutrient absorption by anti-nutritional compounds in the food consumed. One of them is phytic acid. This study aims to determine the phytic acid content of thirteen local bean species using a UV-Vis spectrophotometer instrument and to determine the relationship between the kinship of thirteen bean species with phytic acid content. Thirteen dried bean flours were extracted using 2.4% HCl and their phytic acid content was analyzed using Wade's reagent and measured using a UV-Vis spectrophotometer. The absorbance results were processed using Excel for one-way analysis of variance (ANOVA) and Duncan's further test using SPSS 26 software. The data obtained were then compared with the phylogenetic kinship tree of the thirteen samples created using MEGA 11 software. The results showed that the phytic acid content of 13 types of local beans was significantly different (p<0.05). Mung beans, cowpeas, mung beans, rice beans, and azuki beans are included in beans with low phytic acid content (<0.165 mg/100g), striated beans, borlotti beans, black long beans, white beans, komak beans, and kidney beans have moderate phytic acid content (0.166-0.217 mg/100g), and for koro benguk beans and kecipir beans are included in beans with high phytic acid (>0.218 mg/100g). The results of the relationship analysis between bean kinship and phytic acid content showed that closely related beans in the same genus had similar phytic acid content. This can be seen in Phaseolus genus beans have almost the same phytic acid content in the range of 0.1938-0.2118 mg/100g and beans in different Vigna genus also have almost the same phytic acid content in the range of 0.1468-0.1773 mg/100g.

Item Type: Thesis (S1)
Additional Information: https://scholar.google.com/citations?view_op=list_works&hl=id&authuser=1&user=N3CKY0kAAAAJ ID SINTA Dosen Pembimbing Siti Aisyah : 5984449 Amelinda Pratiwi : 6745853
Uncontrolled Keywords: asam fitat, spektrofotometer UV-vis, kacang-kacangan lokal phytic acid, UV-vis spectrophotometer, local legumes
Subjects: Q Science > QD Chemistry
Divisions: Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Jurusan Pendidikan Kimia > Program Studi Kimia (non kependidikan)
Depositing User: Kinanti Aulia Putri
Date Deposited: 29 Sep 2023 09:01
Last Modified: 29 Sep 2023 09:01
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/108389

Actions (login required)

View Item View Item