PENGGUNAAN BAHASA DALAM RESPONS PENGGUNA TWITTER TERHADAP ISU PERSELINGKUHAN FIGUR PUBLIK BERDASARKAN GENDER (STUDI SOSIOPRAGMATIK)

Ariqa Muqsitha Syafitri, - (2023) PENGGUNAAN BAHASA DALAM RESPONS PENGGUNA TWITTER TERHADAP ISU PERSELINGKUHAN FIGUR PUBLIK BERDASARKAN GENDER (STUDI SOSIOPRAGMATIK). S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
S_IND_1903975_Title.pdf

Download (703kB)
[img] Text
S_IND_1903975_Bab I.pdf

Download (527kB)
[img] Text
S_IND_1903975_Bab II.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (486kB)
[img] Text
S_IND_1903975_Bab III.pdf

Download (464kB)
[img] Text
S_IND_1903975_Bab IV.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (819kB)
[img] Text
S_IND_1903975_Bab V.pdf

Download (408kB)
[img] Text
S_IND_1903975_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (2MB)
Official URL: http://repository.upi.edu

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tiga tujuan yang meliputi: (1) bentuk prinsip kesopanan dalam respons pengguna Twitter terhadap isu perselingkuhan figur publik berdasarkan gender; (2) bentuk manifestasi ketidaksantunan berbahasa dalam respons pengguna Twitter terhadap isu perselingkuhan figur publik berdasarkan gender, dan; (3) perbedaan penggunaan bahasa pada perespons laki-laki dan perespons perempuan terhadap isu perselingkuhan figur publik berdasarkan karakteristik-karakteristik bahasa gender. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yang didukung dengan teori prinsip kesopanan Leech, manifestasi ketidaksantunan berbahasa Rahardi, dkk., karakteristik bahasa laki-laki Coates, serta karakteristik bahasa perempuan Lakoff. Penelitian dilakukan pada 40 data tuturan pengguna Twitter saat membahas kasus perselingkuhan figur publik dalam rentang waktu paruh awal 2023. Temuan dalam penelitian ini menunjukan bahwa tuturan yang mengandung prinsip kesopanan terdapat empat data tuturan, sementara tuturan yang memanifestasi ketidaksantunan berbahasa terdapat pada 36 data. Hal tersebut menunjukan bahwa para pengguna Twitter dalam berbahasa di media sosial masih kurang santun. Kemudian, pada perbedaan penggunaan bahasa antara laki-laki dan perempuan berdasarkan kemunculan karakteristik bahasa laki-laki adalah 1:1. Sementara, berdasarkan kemunculan karakteristik bahasa perempuan pada tuturan laki-laki dan perempuan muncul perbandingan sebesar 20:29. Hal tersebut menunjukan bahwa dalam merespons isu perselingkuhan figur publik di Twitter, karakteristik berbahasa gender tidak terbatas penggunaannya pada gender terkait saja. Kemudian, dari analisis tersebut pula ditemukan bahwa karakteristik bahasa laki-laki yang paling sering muncul adalah matter-of-fact speech dan karakteristik bahasa perempuan yang paling sering muncul adalah intensifier. This study was conducted with three objectives which include: (1) the form of politeness principles in Twitter users' responses to the issue of public figure infidelity based on gender; (2) the form of manifestations of language impoliteness in Twitter users' responses to the issue of public figure infidelity based on gender, and; (3) differences in language use in male responders and female responders to the issue of public figure infidelity based on gender language characteristics. This research uses descriptive qualitative method, which is supported by the theory of Leech's politeness principle, Rahardi, et al.'s manifestation of language impoliteness, Coates' men language characteristics, and Lakoff's women language characteristics. The research was conducted on 40 Twitter users' speech data when discussing public figure infidelity cases in the span of the first half of 2023. The findings in this study show that the utterances that contain politeness principles are found in four utterance data, while the utterances that manifest language impoliteness are found in 36 data. This shows that Twitter users in speaking on social media are still less polite. Then, the difference in language use between men and women based on the occurrence of men language characteristics is 1:1. Meanwhile, based on the occurrence of women language characteristics in men and women speech, there is a ratio of 20:29. This shows that in responding to the issue of infidelity of public figures on Twitter, gender language characteristics are not limited to their use in the relevant gender. From the said analysis, it was also found that the most frequent men language characteristic is matter-of-fact speech and the most frequent women language characteristic is intensifier.

Item Type: Thesis (S1)
Additional Information: Link Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=FngPtwwAAAAJ&hl=en&oi=ao ID SINTA Dosen Pembimbing Kholid Abdullah Harras: 5993658 Undang Sudana: 6005105
Uncontrolled Keywords: bahasa gender, manifestasi ketidaksantunan bahasa, prinsip kesopanan, sosiopragmatik, Twitter
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia > Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (nonpendidikan)
Depositing User: Ariqa Muqsitha Syafitri
Date Deposited: 03 Oct 2023 06:22
Last Modified: 03 Oct 2023 06:22
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/108204

Actions (login required)

View Item View Item