Ruswandi, Uus (2013) PEMBINAAN AKHLAQ REMAJA : Studi Kasus Pada Remaja Penderita Kecanduan Obat Bius di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
|
Text
T_PU_9696114_Title.pdf Download (234kB) | Preview |
|
|
Text
T_PU_9696114_Abstract.pdf Download (314kB) | Preview |
|
|
Text
T_PU_9696114_Table_Of_Content.pdf Download (241kB) | Preview |
|
|
Text
T_PU_9696114_Chapter1.pdf Download (752kB) | Preview |
|
Text
T_PU_9696114_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (2MB) |
||
|
Text
T_PU_9696114_Chapter3.pdf Download (535kB) | Preview |
|
Text
T_PU_9696114_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (2MB) |
||
|
Text
T_PU_9696114_Chapter5.pdf Download (272kB) | Preview |
|
|
Text
T_PU_9696114_Bibliography.pdf Download (358kB) | Preview |
|
Text
T_PU_9696114_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (630kB) |
Abstract
Keberadaan remaja memiliki peran penting bagi kelangsungan kehidupan sebuah masyarakat di masa yang akan datang. Akan tetapi, adanya berbagai pengaruh negatif misalnya kurang harmonisnya orangtua, lemahnya pendidikan agama di lingkungan keluarga, terbatasnya perhatian dan pengawasan orang tua, serta pengaruh dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengakibatkan sebagian para remaja mengkonsumsi obat-obat terlarang. Bahaya yang ditimbulkan oleh para remaja penderita kecanduan obat bius antara lain menimbulkan keonaran, kejahatan, kemaksiatan dan sebagainya. Untuk menanggulangi hai tersebut diperlukan keterlibatan semua pihak, yaitu pendidikan keluarga, sekolah dan luar sekolah. Salah satu lembaga pendidikan yang memberikan konstribusi cukup besar dalam menanggulangi para remaja penderita kecanduan obat bius adalah Pesantren Suryalaya, Tasikmayala. Pembinaan akhlaq remaja penderita kecanduan obat bius di Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya ternyata cukup berhasil bila dibandingkan dengan pengobatan secara medis. Bertitik tolak dari keberhasilan di atas, penelitian ini diarahkan untuk menjawab pertanyaan . metode apakah yang digunakan dalam membina akhlaq remaja penderita kecanduan obat bius? Bagaiamanakah penataan situasi dan fisik yang diterapkan dalam membina akhlaq remaja penderita kecanduan obat bius? serta bagaimana proses pembinaan akhlaq remaja penderita kecanduan obat bius di Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya? Landasan teoritik yang digunakan dalam penelitian ini adalah akhlaq sebagai landasan kepribadian manusia, meliputi: pengertian dan ruang lingkup akhlaq, pendidikanumum dan pembinaan akhlaq, meliputi: pengertian dan tujuan pendidikan umum, urgensi dan metode pembinaan akhlaq, kedudukan akhlaq dalam pendidikan umum, peran Tarekat Qadariyah Naqsabandiyah dalam membina akhlaq remaja penderita kecanduan obat bius melalui Inabah, meliputi: pengertian, ciri-ciri dan problema umum remaja, Tarekat Qadariyah Naqsabandiyah, meliputi. asal usul, ritual keagamaan dan pengamalarmya di Pondok Inabah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif atau naturalistik dengan metode deskriptif. Adapun teknik pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode yang digunakan dalam membina akhlaq remaja penderita kecanduan obat bius di pesantren Suryalaya melalui Tarekat Qadariyah Naqsabandiyahmeliputi amaliah mandi taubat, shalat dan dzikir bertujuan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan para remaja kepada Allah mereka menikmati kebebasan dan kedekatan dirinya dengan Allah. Adapun proses pembinaan akhlaq remaja penderita yang dilakukan Pesantren Suryalaya diwujudkan dalam bentuk kegiatan yangdiikuti seluruh anak binamulai pukul 02.00 dini hari hingga pukul 22.00. Meskipun kegiatan berjalan sangat padat, tetap mendorong seluruh anak bina melakukannya karena kegiatan tersebut berjalan secara demokratis. Sehingga lambat laun para anak bina dapat mengurangi keinginan danketregantungannya terhadap obat-obat terlarang. Di samping keberhasilan tersebut, terdapat pula hal-hal yang memerlukan perbaikan kinerjaInabah misalnya: ada sebagian anak binayang belum bisa mengikuti kegiatan ritual keagamaan Tarekat Qadariyah Naqsabandiyah meliputi mandi taubat, shalat dan dzikir secara baik temtama pada awal masa pembinaan, kurang maksimalnya evaluasi terhadap para remaja penderita kecanduan obat bius temtama mereka yang telah meninggalkan Inabah serta jadwal kegiatan pembinaan terkesan sangat padat, sehingga menyebabkan kurangnya kesempatan para remaja mengembangkan kegiatan-kegiatan di luar TQN. Untuk lebih meningkatkan kinerja Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya dalam membina akhlaq remajapenderita kecanduan obat bius disarankan ada upayakondusif lain dalam bentuk rekreatif, berpetualang, olah raga dan seni yang dapat mengembangkan potensi dan menjadikan anak bina tidak merasa jenuh dan bosan. Adanyapenambahan fasilitas fisik atau perubahan tatamang dan fasilitas di lingkungan Inabah akan menimbulkan suasana bam yang menjadikan anak bina merasa kerasan tinggal di Inabah dalam mengikuti pembinaan dan adanyakerjasamayang baik berbagai pihak, misalnya sesepuh, pembina Inabah serta dukungan penuh orang tua akan mendorong berhasilnya pembinaan akhlaq remaja penderitakecanduan obat bius secara optimal.
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Subjects: | Universitas Pendidikan Indonesia > Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Umum/Nilai S-2 |
Divisions: | Sekolah Pasca Sarjana > Pendidikan Umum/Nilai S-2 |
Depositing User: | Riki N Library ICT |
Date Deposited: | 28 Aug 2013 03:21 |
Last Modified: | 28 Aug 2013 03:21 |
URI: | http://repository.upi.edu/id/eprint/1080 |
Actions (login required)
View Item |