ANALISIS WACANA KRITIS SARA MILLS TERHADAP BUKU KUMPULAN ESAI MENJADI PEREMPUAN

Yuli Rahmawati Dewi, - (2023) ANALISIS WACANA KRITIS SARA MILLS TERHADAP BUKU KUMPULAN ESAI MENJADI PEREMPUAN. S2 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

	Text T_LING_1914265_Tittle.pdf Download (451kB)
	Text T_LING_1914265_Chapter1.pdf Download (189kB)
	Text T_LING_1914265_Chapter2.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (429kB)
	Text T_LING_1914265_Chapter3.pdf Download (283kB)
	Text T_LING_1914265_Chapter4.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (749kB)
	Text T_LING_1914265_Chapter5.pdf Download (157kB)
	Text T_LING_1914265_Appendix.pdf Restricted to Staf Perpustakaan Download (473kB)

Abstract

Kesetaraan gender terus mengalami perkembangan definisi dan perwujudan. Setara yang dimaksud saat ini lebih cenderung pada pembentukan kepekaan terhadap perbedaan kebutuhan perempuan dan laki-laki. Hal tersebut disebut sebagai perilaku responsif gender. Untuk mewujudkan perilaku responsif gender, dibutuhkan sebuah media yang dapat menjadi wadah untuk membagikan informasi dan edukasi mengenai gerakan responsif gender. Kebutuhan tersebut mendasari terbentuknya media responsif gender. Ironisnya, walaupun media responsif gender banyak berkembang, kesetaraan gender masih tidak terjamin. Masalah ketidaksetaraan gender masih bermunculan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penulis merasa perlu melakukan peninjauan terhadap teks-teks media yang mengklaim diri sebagai media responsif gender. Pada penelitian ini, penulis menganalisis sebuah buku kumpulan esai yang dikompilasi oleh salah satu media responsif gender bernama Magdalene. Buku berjudul ‘Menjadi Perempuan’ tersebut berisi esai-esai yang ditulis oleh 24 penulis dengan latar belakang dan jenis kelamin berbeda. Esai-esai tersebut memuat isu mengenai perempuan, gender, diskriminasi, perbedaan dan isu-isu terkait. Pada penelitian ini penulis ingin meninjau bagaimana perempuan dan laki-laki direpresentasikan dalam teks esai buku tersebut, serta makna apa yang terbentuk dari representasi tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Analisis Wacana Kritis model Sara Mills. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa representasi perempuan dibangun melalui wacana berkekurangan (Lacking), sedangkan representasi laki-laki dibangun melalui wacana berkeunggulan (Superior). Makna yang terbentuk dari representasi tersebut adalah bahwa perempuan masih dianggap sebagai kaum subordinat dari laki-laki. Oleh karena itu pembaca dihimbau untuk kritis dan tidak langsung mempercayai wacana dalam media dengan sepenuhnya. Kata kunci: Analisis Wacana Kritis, Gender, Media. The definition and embodiment of gender equality is keep on changing. Nowadays, Its definition means as awareness of the difference needs between women and men. It called as gender responsive behavior. A special platform to share information and education about gerder responsive behavior is needed to create gender responsive society. The need underlies the form of gender responsive media. Unfortunately, the develop of gender responsive media doesn’t guarantee the gender equality. Gender equality problems are still found in the daily life. Therefore, the writer considers to review the text of those media who self-claimed as gender responsive media. In this research, the writer analizes essays compilation book compiled by one of gender responsive media named Magdalene. The book tittled ‘Menjadi Perempuan’, contained essays that written by 24 various backgrounds and different sex writers. The essays discuss about woman, gender, discrimination, diversity and other related issues. In this research, the writer wants to review how women and men are represented inside the essay texts and what discourse is constructed by the representations. This research is identified as a qualitative research. The theory that used in this research is Sara Mill’s model of Critical Discourse Analysis theory. From the reseach found that women represented with their lacking while man represented by their superiority. The discourse that bulit from the representions is that women are still considered as men subordinate. Therefore, readers are warned to be critical and do not trust a discourse in media thorougly. Keywords: Critical Discourse Analysis, Gender, Media

Item Type:	Thesis (S2)
Additional Information:	ID SINTA Dosen Pembimbing: Eri Kurniawan: 5994389 Rd Safrina Noorman: 6126929
Uncontrolled Keywords:	Analisis Wacana Kritis, Gender, Media.
Subjects:	L Education > L Education (General)
Divisions:	Sekolah Pasca Sarjana > Linguistik S-2
Depositing User:	Yuli Rahmawati Dewi
Date Deposited:	22 Sep 2023 07:36
Last Modified:	22 Sep 2023 07:36
URI:	http://repository.upi.edu/id/eprint/106518

Actions (login required)

View Item