PEMIKIRAN ISLAM DI INDONESIA: STUDI KOMPARASI PEMIKIRAN AHMAD DAHLAN DAN HASYIM ASY’ARI

Deden Sahid, - (2010) PEMIKIRAN ISLAM DI INDONESIA: STUDI KOMPARASI PEMIKIRAN AHMAD DAHLAN DAN HASYIM ASY’ARI. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

[img] Text
s_sej_0608602_table_of_content.pdf

Download (246kB)
[img] Text
s_sej_0608602_chapter1.pdf

Download (290kB)
[img] Text
s_sej_0608602_chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (355kB)
[img] Text
s_sej_0608602_chapter3.pdf

Download (304kB)
[img] Text
s_sej_0608602_chapter4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (614kB)
[img] Text
s_sej_0608602_chapter5.pdf

Download (250kB)
[img] Text
s_sej_0608602_bibliography.pdf

Download (257kB)
Official URL: httpl://repositery.upi.edu

Abstract

Skripsi ini berjudul “Pemikiran Islam di Indonesia : Studi Komparasi Pemikiran Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy’ari”. Masalah utama yang dikaji dalam skripsi ini adalah “Bagaimana pemikiran Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy‘ari tentang pelaksanaan ajaran Islam?”. Masalah utama tersebut dibagi menjadi tiga pertanyaan penelitian, yaitu : (1) Bagaimana latar belakang kehidupan Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy’ari?. 2) Bagaimana pemikiran Islam Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy’ari ?.3) Bagaimana perbandingan pemikiran Islam Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy’ari?. 4) Bagaimana dampak pemikiran Islam Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy’ari terhadap pergerakan Islam di Indonesia?. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode historis dengan menggunakan empat langkah penelitian, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sedangkan untuk proses pengumpulan data penulis menggunakan teknik studi literatur, yaitu mengkaji sumber-sumber yang berhubungan dengan masalah yang diteliti oleh penulis. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pemikiran Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy’ari sangat dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan sosial budaya masyarakat, pendidikan, dan adanya gerakan reformisme-modernisme Islam yang berasal dari Timur Tengah dan Mesir ketika kedua tokoh tersebut berada di Makkah. Ditinjau dari konteks zamannya pada saa itu, corak pemikiran Islam Ahmad Dahlan digolongkan ke dalam golongan ulama reformis-modernis yaitu menerapkan pemikiran para pembaharu Islam seperti Jamaludin al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha. Konsekuensinya, dalam menetapkan suatu hukum fiqih, Ahmad Dahlan berpandangan bahwa praktik ijtihad dengan berpedoman langsung pada dua sumber utama hukum Islam yaitu Al-Quran dan sunah merupakan suatu keharusan. Upaya tersebut bertujuan agar kemurnian pelaksanaan ajaran Islam dapat terjaga. Sementara itu, Hasyim Asy’ari yang termasuk pada golongan ulama konservatif-tradisionalis yaitu mempertahankan tradisi intelektual ulama terdahulu, berpandangan bahwa praktik taqlid terhadap hasil ijtihad ulama mazhab yang empat (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali) wajib dilakukan umat Islam. Kendati demikian, keduanya memandang bahwa pintu ijtihad tidak pernah tertutup dan menjadikan Al-Quran, sunah, dan ijtima’ ulama sebagai sumber utama dalam menetapkan hukum Islam. Perbedaannya terletak pada tahapan penggunaan sumber-sumber tersebut, jika Ahmad Dahlan mengutamakan penggunaan Al-Quran dan sunah kemudian meninjau hasil ijtima’ para ulama terdahulu, sedangkan Hasyim Asy’ari sebaliknya. Dalam bidang pendidikan, Ahmad Dahlan mengutamakan sistem pengajaran modern dengan mendirikan madrasah-madrasah yang di dalamnya diberikan pelajaran agama dan pengetahuan umum sebagai basis pengkaderan ‘ulama intelek’ atau ‘intelek ulama’. Sementara itu, Hasyim Asy’ari tetap megutamakan lembaga pendidikan pesantren sebagai basis pengkaderan umat dengan maksud mempertahankan tradisi intelektual dan terbuka terhadap perubahan zaman. Pada dasarnya, keduanya berpandangan dan mempraktekan pengembangan pendidikan yang mengintegrasikan pendidikan agama dengan pendidikan ilmu pengetahuan umum. Dalam bidang sosial Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy’ari memiliki pandangan bahwa seorang muslim harus membuktikan keislamannya dengan beramal sehingga memiliki fungsi sosial. Perbedaan di antara keduanya terletak pada jenis dan jumlah kegiatan sosial yang dilakukan. Ahmad Dahlan lebih banyak melakukan kegiatan sosial dibandingkan dengan Hasyim Asy’ari. Pemikiran Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy’ari mengenai nasionalisme memiliki persamaan dalam hal pentingnya umat Islam Indonesia menggalang persatuan untuk kepentingan bangsa dan negara karena hal tersebut sebagian dari bukti keimanan seorang muslim. Perbedaannya terletak pada tataran praktiknya, jika Hasyim Asy’ari lebih terbuka terhadap praktek politik sedangkan Ahmad Dahlan tidak demikian. Pemikiran dan kegiatan dakwah yang dilakukan Ahmad Dahlan yang kemudian telah menjadi pedoman bagi kegiatan dakwah organisasi Muhammadiah. Di sisi lain, pemikiran Hasyim Asy’ari yang diwadahi dalam sebuah faham Ahlusunnah wal Jama’ah telah menjadi pedoman dalam praktek beragama dan berdakwah organisasi Nahdlatul ‘Ulama.

Item Type: Thesis (S1)
Additional Information: ID SINTA Dosen Pembimbing : Agus Mulyana : 5992575 Wawan Darmawan : 5992655
Uncontrolled Keywords: STUDI KOMPARASI PEMIKIRAN AHMAD DAHLAN DAN HASYIM
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial > Pendidikan Sejarah
Depositing User: Imas Aulia
Date Deposited: 12 Sep 2023 10:36
Last Modified: 12 Sep 2023 10:36
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/101781

Actions (login required)

View Item View Item